Pembelajaran inklusif menghadirkan tantangan tersendiri dalam menjawab keragaman kebutuhan belajar siswa, khususnya mereka yang memiliki hambatan dalam proses belajar. Salah satu pendekatan yang diyakini efektif untuk mengatasi kesenjangan tersebut adalah pendekatan multisensori, yang mengintegrasikan elemen visual, auditori, dan kinestetik dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendekatan multisensori dalam meningkatkan hasil belajar dan keterlibatan siswa pada kelas inklusif. Metode yang digunakan adalah kuasi-eksperimen dengan desain pretest-posttest kelompok kontrol, melibatkan 60 siswa sekolah dasar inklusif, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar, lembar observasi keterlibatan siswa, dan angket persepsi. Analisis data dilakukan melalui uji-t, ANOVA, korelasi Pearson, dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran multisensori memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi secara signifikan dibanding kelompok kontrol (p < 0,01). Pendekatan ini juga menunjukkan dampak positif yang lebih kuat pada siswa dengan disleksia dan ADHD ringan. Korelasi positif antara keterlibatan dan hasil belajar (r = 0,68) mengindikasikan pentingnya partisipasi aktif dalam pembelajaran. Temuan tematik juga menunjukkan peningkatan rasa percaya diri dan kenyamanan belajar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan multisensori efektif dalam menjembatani kesenjangan belajar di kelas inklusif dan memberikan kontribusi penting terhadap praktik pendidikan yang berkeadilan.