Penelitian ini secara mendalam mengkaji bagaimana mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UIN Raden Fatah Palembang mengelola privasi komunikasi mereka dalam menggunakan fitur Close Friend di Instagram. Fitur Close Friend menjadi ruang strategis untuk menyampaikan ekspresi personal yang bersifat selektif dan terbatas. Namun, di balik kemampuannya menciptakan ruang privat, fitur ini juga memunculkan kerentanan terhadap kebocoran informasi pribadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mahasiswa mengelola privasi komunikasi mereka. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori Communication Privacy Management (CPM) dari Sandra Petronio, yang menjelaskan konsep kepemilikan informasi, kontrol privasi, serta dinamika batas bersama yang dapat mengalami gangguan (privacy turbulence). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk menggali secara mendalam pengalaman, motivasi, dan strategi mahasiswa dalam mengelola batasan informasi pribadi di media sosial. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa secara aktif menyusun strategi privasi berdasarkan kedekatan emosional, tingkat kepercayaan, dan pengalaman penggunaan. Mereka menetapkan batas informasi, memilih audiens secara selektif, serta membuat aturan pribadi dalam mengatur konten yang dibagikan. Meskipun fitur ini memberi rasa aman, masih terdapat risiko pelanggaran privasi, yang direspons mahasiswa dengan menyempitkan akses atau mengubah pola berbagi. Fitur Close Friend tidak hanya berfungsi sebagai ruang ekspresi personal, tetapi juga menjadi media interaksi sosial yang strategis dan refleksi dari manajemen privasi komunikasi di era digital.