Penelitian ini bertujuan menganalisis model kepemimpinan berbasis kearifan lokal masyarakat Batak Toba melalui sistem nilai Dalihan Na Tolu (DNT) serta relevansinya dalam kepemimpinan modern. Sebagai struktur kekerabatan dan sekaligus kerangka etis, DNT memuat nilai-nilai utama seperti somba marhulahula, manat mardongan tubu, elek marboru, musyawarah adat (martonggo raja), dan hasangapon yang menjadi pedoman moral bagi pemimpin tradisional. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kepustakaan, penelitian ini menelaah literatur terkait nilai-nilai budaya Batak Toba dan teori kepemimpinan modern seperti kepemimpinan transformasional, autentik, dan partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DNT memiliki relevansi tinggi dalam membentuk kepemimpinan modern yang berorientasi pada integritas moral, dialog, partisipasi, serta tanggung jawab sosial. Meskipun demikian, tantangan seperti modernisasi, pergeseran identitas generasional, dan potensi distorsi budaya (misalnya nepotisme) perlu mendapat perhatian dalam proses integrasi nilai-nilai lokal ke dalam struktur kepemimpinan kontemporer. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Dalihan Na Tolu tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga dapat berfungsi sebagai sumber epistemologis untuk mengembangkan model kepemimpinan modern yang kontekstual, humanis, dan berkelanjutan.