Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Karakteristik Penderita Abses Leher Dalam pada Bagian THT-KL RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2020 – 31 Desember 2021 Prasetyo, Herthyaning; Surjotomo, Hendradi
Malang Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery Journal Vol. 3 No. 2 (2024): September 2024
Publisher : Department of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Angka kematian pasien abses leher dalam mencapai 40% sampai 50% jika terjadi komplikasi. Organisme aerob yang sering dijumpai antara lain: Streptococcus viridans, Streptococcus ß-haemoliticus, Staphylococcus, Klebsiella pneumoniae, sedangkan untuk bakteri anaerob adalah Bacteriodes dan Peptostreptococcus. Tujuan: Mengetahui karakteristik penderita abses leher dalam di Bagian THT-KL RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2021. Metode: Deskriptif retrospektif dengan cross sectional yang dilakukan di bagian THT-KL dan Departemen Mikrobiologi Klinik RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan melihat data rekam medik periode 1 Januari 2020 – 31 Desember 2021. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Data disajikan secara deskriptif dengan bentuk frekuensi dan persentase. Hasil: Terdapat 55 penderita abses leher yang mengikuti penelitian ini dengan kelompok usia terbanyak adalah 51-60 tahun (21,82%). Secara anatomis, lokasi terbanyak terjadi abses leher adalah submandibular (58,18%) dengan sumber infeksi berasal dari gigi (90,90%) dan tonsil (9,09%). Etiologi bakteri yang menyebabkan abses submandibular terbanyak adalah Klebsiella pneumonia (18,18%). Adapun golongan obat yang paling sensitif terhadap bakteri adalah meropenem (9,06%) dan ceftazidime (9,06%) serta kebanyakan dari kasus abses leher tidak menyebabkan komplikasi (80%). Kesimpulan: Penderita abses leher di bagian THT-KL RSUD Dr. Saiful Anwar Malang memiliki karakteristik yang bervariasi mulai dari rentang usia, lokasi anatomis, sumber infeksi, etiologi, kepekaan antibiotik, hingga komplikasi.