Pendahuluan; Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Undang-undang No 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan Tahun 2009 Pasal 3). Salah satu pembangunan kesehatan yang dilakukan yaitu pembangunan sanitasi yang layak bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan jamban keluarga di Desa Muara Adang Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan data Puskesmas Krayan Desa Muara Adang merupakan desa dengan presentase rumah tangga dengan akses jamban sehat yang paling rendah sebesar (1.2%). Metode Penelitian; menggunakan analitik kuantitatif dengan metode cross sectional dilengkapi dengan analitik kualitatif. Populasi seluruh kepala keluarga sebanyak 433 kepala keluarga tinggal di Desa Muara Adang Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan stratified random sampling diperoleh sampel sebanyak 228 kepala keluarga. Hasil Penelitian; menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pemanfaatan jamban keluarga dengan pengetahuan (p value 0.019), sikap (p value 0.014), status ekonomi (p value 0.000), kepemilikan jamban (p value 0.000), ketersediaan air bersih (p value 0.029), peran petugas kesehatan (p value 0.000), serta dukungan dari tokoh masyarakat dan agama (p value 0.000). Variabel kepemilikan jamban paling dominan terhadap pemanfaatan jamban keluarga dengan prevalence risk (5.879) yang artinya responden yang tidak memiliki jamban memiliki peluang 5.879 kali lebih besar untuk tidak memanfaatkan jamban keluarga. Sehingga disimpulkan masih rendahnya kesadaran masyarakat di Desa Muara Adang dalam memanfaatkan jamban keluarga. Untuk itu disarankan kepada petugas kesehatan untuk terus melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang program STBM dan mengikut sertakan partisipasi masyarakat dalam menjalankan program.