Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Kebutuhan terhadap Pengembangan E-Modul Laju Reaksi Berbasis Problem Based Learning dengan Konteks Kearifan Lokal Suku Batak Toba “Dekke Naniura” Inki Yun Lamtiur; Ramlan Silaban; Ajat Sudrajat
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEGURUAN DAN PENDIDIKAN (SNKP) Vol. 3 (2025): Prosiding Seminar Nasional Keguruan dan Pendidikan (SNKP) 2025
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan pengembangan media pembelajaran berupa e-modul pada materi laju reaksi yang terintegrasi dengan kearifan lokal suku Batak Toba melalui makanan tradisional dekke naniura dengan menggunakan model problem based learning. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan tahapan pertama dari model ADDIE yaitu (Analyst) atau analisis. Subjek dan Metode: Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui studi literatur dan studi lapangan di SMA Negeri 18 Medan. Data dikumpulkan melalui observasi kelas, wawancara dengan satu guru kimia, dan angket kebutuhan siswa yang diberikan kepada 30 siswa dalam bentuk Google Form. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah belum memiliki program khusus dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pembelajaran kimia. Integrasi budaya lokal hanya dilakukan dalam proyek Profil Pelajar Pancasila kelas X dan belum mendorong pengembangan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kimia di sekolah masih didominasi oleh metode ceramah, dengan pemanfaatan media video yang terbatas serta pelaksanaan kegiatan praktikum yang belum optimal. Selain itu, e-modul belum digunakan karena pendekatan pembelajaran belum menyesuaikan dengan minat, motivasi, dan kemampuan siswa. Kondisi ini menjadikan proses pembelajaran monoton, kurang bermakna, dan berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir serta pemahaman siswa terhadap penerapan konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sebanyak 73,5% siswa membutuhkan bahan ajar berupa e-modul, dan 94,1% siswa setuju untuk melakukan pengembangan e-modul materi laju reaksi kearifan lokal suku Batak Toba sebagai salah satu alternatif penunjang proses pembelajaran kimia. Kesimpulan: Siswa membutuhkan bahan ajar tambahan dalam pembelajaran, dan menyetujui pengembangan e-modul materi laju reaksi berbasis kearifan lokal suku Batak Toba sebagai alternatif bahan ajar yang dinilai lebih relevan, kontekstual, dan mampu meningkatkan motivasi serta pemahaman siswa terhadap materi kimia