Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EPISENTRUM KESIAPSIAGAAN: PERAN SENTRAL RESILIENCE HUB KOMUNITAS DALAM KOMUNIKASI RISIKO BENCANA TSUNAMI DI DESA PANGGARANGAN, INDONESIA Fakhruddin, Irwan; Sylviana Mirahayu , Ifani; Rani, Hedista; Mauldina, Siti Fifthya
Jurnal Netnografi Komunikasi Vol. 4 No. 2 (2025): Vol. 4 No. 2 (2025): JNK National Accredited Rank. SINTA 5 based on SK Kemdikti
Publisher : Communication Science Department - Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Satya Negara Indonesia (USNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59408/jnk.v4i2.110

Abstract

Indonesia's geographical position exposes it to high vulnerability to geological and hydrometeorological disasters, demanding a solid disaster risk reduction (DRR) framework. The disaster management paradigm is now shifting from a merely reactive response towards proactive resilience-building. Disaster risk education is a key element in this transition; however, many initiatives are still top-down and often neglect the vital role of community-owned spaces. This article investigates the function of educational space as critical infrastructure for disaster risk communication in Panggarangan Village, Banten, the first village in its province to achieve the ‘Tsunami Ready Community’ recognition from UNESCO-IOC. Employing a qualitative-observatory case study method, this research maps the interaction between actors, various activities, and the spaces that accommodate disaster education activities. The main findings indicate a pentahelix collaboration model significantly dominated by community actors, particularly the South Lebak Mitigation Group (GMLS). The key to their success rests on the existence of a ‘resilience hub’—namely the GMLS Command Center in the Villa Hejo Kiarapayung area—which serves as the primary location for the majority of educational activities. This research concludes that there is a strong consistency between the central role of community actors and the availability of a dedicated and easily accessible resilience hub. The success of Panggarangan suggests that the provision of community-centered spaces is a crucial—and often overlooked—factor in creating sustainable community-based disaster risk management (CBDRM). Keywords: Community-Based Disaster Risk Management (CBDRM), Disaster Risk Communication, Resilience Hub, Educational Space, Tsunami Preparedness.
Pengaruh ambient lighting terhadap persepsi dan kenyamanan visual pengunjung di area komersial Wijaya, Hendrik; Rani, Hedista
JALUR: Journal of Architecture, Landscape & Urban Design Vol. 1 No. 1 (2023): September
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era saat ini, kafe merupakan salah satu tujuan orang-orang untuk berkumpul, berbincang, dan bermain. Selain makan dan minum, pengunjung juga menginginkan suasana yang nyaman pada suatu kafe. Hal ini berkaitan dengan desain interior ruang, salah satu aspek interior adalah pencahayaan yang mampu menarik perhatian pengunjung. Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan ketertarikan karena terkait dengan persepsi visual. Persepsi visual yang tidak terhambat, mampu menciptakan rasa kenyamanan. Penelitian ini berfokus pada pencahayaan buatan berupa ambient lighting yang mampu mempengaruhi persepsi dan kenyamanan pengunjung. Penelitian ini dilakukan pada salah satu kafe yang terdapat di Islamic Village, Kabupaten Tangerang yaitu Toko Kopi Klasik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan kualitatif yaitu wawancara, observasi secara langsung, dan kuesioner. Peran dari ambient lighting mempengaruhi tetapi tidak hanya diukur dari intensitas cahaya saja sehingga walaupun intensitas cahaya rendah dan dibawah standar tetap mampu menciptakan persepsi dan kenyamanan visual. Persepsi dan kenyamanan tersebut dapat terbentuk karena tidak hanya dipengaruhi secara eksternal melainkan internal para pengunjung juga.