Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Stakeholder Engagement For Business Sustainability Jamil Farhas, Rizqon; Rabialdyi, Fakhri; Laowe, Dhya Nadia
Journal of Social and Community Service Vol. 2 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : Faculty of Engineering University of Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jestmc.v2i2.104

Abstract

Companies need to understand and manage relationships with stakeholders in achieving goals and prepare conflict reports that cover social, environmental and economic aspects in accordance with POJK No. 51/POJK.03/2017. The 3P (Profit, Planet, People) concept from Elkington (1997) emphasizes the balance between economic profit, environmental sustainability and social welfare. Binus Business School held a public lecture entitled "Stakeholder Engagement for Sustainability" with 757 participants to increase understanding of stakeholder engagement and relevant regulations, using examples of companies such as Tesla and KFC. The method used is the delivery of research-based material. The results of the discussion showed that government regulations, including Law no. 32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management, plays an important role in regulating corporate social responsibility (CSR). Compliance with these regulations is essential to maintain social and environmental responsibility. In conclusion, companies have a dual role in society: they can provide great benefits through innovation and job creation, but they can also have negative impacts regarding the environment and human rights. It is important for companies to comply with regulations and take responsible steps to strike a balance between the positive benefits and negative impacts of their operations.
Evaluasi Penerapan Supply Chain Management Pabrik Kelapa Sawit di PT.X Syifa Tanjung, Lailatul; Dani EkaPutra, Rama; Jamil Farhas, Rizqon; Lestari, Triana
Jurnal Sains dan Teknologi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknologi Industri Vol. 25 No. 1 (2025): Regular Issue
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36275/0wds3032

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas rantai pasok industri kelapa sawit menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR), yang mencakup lima dimensi utama: Plan, Source, Make, Deliver, dan Return. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan purposive sampling, melibatkan 50 responden yang terdiri dari manajer operasional, staf pengadaan, teknisi pabrik, dan tenaga logistik dari berbagai entitas dalam rantai pasok kelapa sawit. Pemilihan responden dilakukan berdasarkan keterlibatan langsung mereka dalam proses operasional dan pengambilan keputusan, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang representatif dan relevan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi lapangan, dan studi dokumen internal perusahaan. Data dianalisis menggunakan skala Likert 5 poin dan diuji reliabilitasnya menggunakan Cronbach’s Alpha, yang menunjukkan nilai sebesar 0,87, menandakan instrumen yang digunakan memiliki konsistensi internal yang tinggi. Analisis korelasi Spearman juga dilakukan untuk melihat hubungan antar dimensi SCOR, di mana ditemukan korelasi positif yang signifikan antara dimensi Plan dan Deliver (r = 0,62), serta antara Make dan Return (r = 0,58), menunjukkan keterkaitan kuat antara perencanaan, distribusi, proses produksi, dan pengelolaan limbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek Make (Produksi) memiliki skor tertinggi yaitu 4,0, mengindikasikan efisiensi dalam pengolahan TBS menjadi CPO. Salah satu responden menyatakan bahwa “penggunaan teknologi ekstraksi modern dan pelatihan rutin kepada operator menjadi kunci peningkatan efisiensi produksi.” Aspek Source (Pengadaan) memperoleh skor 3,8, mencerminkan sistem pengadaan yang cukup stabil, meskipun masih dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan baku. Dimensi Plan dan Return masing-masing mendapatkan skor 3,5, menandakan perlunya peningkatan dalam perencanaan rantai pasok dan pengelolaan limbah, seperti pemanfaatan limbah padat menjadi kompos. Sementara itu, Deliver (Distribusi) memperoleh skor terendah 3,2, disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur logistik dan ketergantungan pada pihak ketiga. Hasil penelitian ini menekankan perlunya peningkatan efisiensi distribusi, stabilisasi harga bahan baku, serta penguatan pengelolaan limbah sebagai langkah strategis menuju keberlanjutan (sustainability) industri kelapa sawit.