Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DAMPAK VARIASI KONDISI CUACA (SUHU, CAHAYA, KELEMBAPAN) TERHADAP UNJUK KERJA DAN DAYA OUTPUT SISTEM PLTS Dimas Taufiq Ridlo; Yohanes Tola; Ucik Ika Fenti Styana; Adi Kurniawan
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 25 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v25i2.410

Abstract

Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat mendorong pemanfaatan sumber energi terbarukan yang berkelanjutan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki potensi energi surya yang besar, dengan intensitas radiasi rata-rata 4,5–4,8 kWh/m²/hari. Namun, kinerja PLTS sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, intensitas cahaya matahari, dan kelembapan udara. Variasi cuaca yang dinamis menyebabkan daya keluaran PLTS berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan analisis mendalam mengenai pengaruh tiap parameter cuaca terhadap performa sistem. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh suhu, intensitas cahaya matahari, dan kelembapan udara terhadap daya keluaran PLTS, serta (2) mengidentifikasi waktu dan kondisi cuaca yang paling optimal untuk menghasilkan daya maksimum. Penelitian dilaksanakan di PLTH Pantai Baru, Kabupaten Bantul, selama 17 hari pada periode Juni–Agustus dengan pengukuran setiap jam mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Parameter yang diamati meliputi daya keluaran (P), suhu (T), intensitas cahaya (Lux), dan kelembapan udara (RH). Data dianalisis menggunakan SPSS versi 26 melalui uji validitas, reliabilitas, dan uji T untuk menentukan hubungan dan pengaruh antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh data dinyatakan valid dan reliabel, dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,731 (>0,6). Berdasarkan uji T, hanya intensitas cahaya matahari yang berpengaruh signifikan terhadap daya keluaran PLTS (t = –4,064; Sig. = 0,000), sedangkan suhu (Sig. = 0,168) dan kelembapan udara (Sig. = 0,464) tidak berpengaruh nyata. Arah koefisien negatif menunjukkan bahwa peningkatan intensitas yang berlebihan dapat menurunkan efisiensi akibat kenaikan suhu modul. Berdasarkan analisis data lapangan, daya keluaran maksimum tercatat pada pukul 10.00–13.00 WIB dengan kondisi intensitas cahaya tinggi (sekitar 900–1100 Lux), suhu udara berkisar 31–35°C, dan kelembapan relatif 40–50%. Dengan demikian, kondisi tersebut dapat dianggap sebagai waktu optimal PLTS bekerja secara efisien di lokasi penelitian.
Prototype Listrik Tenaga Pikohidro (PPT 1.0) untuk Alat Bantu Identifikasi Potensi dan Praktikum Mahasiswa Energi Masrur Alatas; Ucik Ika Fenti Styana; Dimas Taufiq Ridlo; Fifin Hindarti; Adi Kurniawan
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30588/jeemm.v9i2.2422

Abstract

Indonesia's energy needs continue to rise, while its fossil fuel resources are limited. The national energy mix for renewable energy programs is planned to reach 31% by 2030. Indonesia's pico-hydro potential is substantial, found in mountainous areas, rural areas, suburbs, and islands. Potential is also found in primary, secondary, and tertiary irrigation areas, small rivers, waterfalls, pond circulation, and even in rainwater gutters. The research method for identifying potential in the field used a Portable Pico-hydro Turbine (PPT 1.0) with direct testing and student laboratory experiments. The results of the pico-hydro prototype study can be used to identify 26 potential pico-hydro points, which can function as 100-watt street lighting and support student energy laboratory equipment.