Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI POTENSI LIKUIFAKSI BERDASARKAN ANALISIS DATA MIKROTREMOR DI DESA TRIMURTI, SRANDAKAN, BANTUL Heru Bagus Hermawan; Dimas Taufiq Ridlo; Nasirudin; Rita Dewi Triastianti
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 22 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi potensi terjadinya likuifaksi berdasarkan analisis data mikrotremor di Desa Srandakan, Trimurti, Bantul yang terletak di pesisir pantai Selatan Yogyakarta dan di bantaran sungai Progo. Metode analisis yang digunakan adalah metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang akan memberikan informasi mengenai nilai Frekuensi Dominan (f0), Amplifikasi (A0), Indeks Kerentanan Seismik (Kg), dan Ketebalan Lapisan Sedimen (h) di daerah penelitian. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Frekuensi Dominan (f0) antara 1,60 – 9,94 Hz, Amplifikasi (A0) antara 2,35 – 4,43, Indeks Kerentanan Seismik (Kg) antara 4,01 x 10-6 – 4,45 x 10-5 s2/cm, dan Ketebalan Lapisan Sedimen (h) antara 6,54 – 46,25 m. Potensi likuifaksi ditentukan berdasarkan sebaran nilai-nilai tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa di beberapa lokasi di Desa Trimurti memiliki potensi terjadinya likuifaksi yaitu di sekitar titik S04 dan S12. Selain itu menurut pengamatan di lapangan, lapisan tanah permukaan Desa Trimurti didominasi oleh tanah berpasir.
KARAKTERISTIK BIOBRIKET AMPAS TEBU PT.MADUBARU PG MADUKISMO YOGYAKARTA Dimas Taufiq Ridlo; Ucik Ika Fenti Styana; Isnatun Hidayah Haq
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai salah satu usaha untuk meminimalisir limbah ampas tebu dan tetes tebu (molase) di PT.Madubaru PG.Madukismo Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta, dibutuhkan penanganan dan pemanfaatan yang efisien, sehingga limbah ampas tebu dan tetes tebu (molase) dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang ampas tebu dengan perpaduan perekat tetes tebu (molase). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas briket arang ampas tebu dengan variasi komposisi perekat molase terhadap nilai kalor, lama waktu nyala, dan suhu briket saat dibakar dari hasil penelitian. Pengambilan sampel limbah ampas tebu dan tetes tebu (molase) diambil dari PT.Madubaru PG.Madukismo Tromol Pos 49 Padokan, Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta. Lokasi pembuatan briket di Laboratorium Kampus II ITY, dan lokasi pengujian dilakukan di Laboratorium Gedung Pusat Antar Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Variabel penelitian ini komposisi arang ampas tebu dengan perekat molase 100gr:10gr, 100gr:30gr, 100gr:50gr,dengan ukuran butiran 10 mesh dan 30 mesh. Adapun uji kualitas briket yang dilakukan meliputi : uji nilai kalor pada ayakan 10 mesh saja dengan perbandingan 100gr:10gr, 100gr:30gr, dan 100gr:50gr. Kualitas briket arang ampas tebu yang dihasilkan adalah nilai kalor rata-rata pada ayakan 10 mesh perbandingan 100gr:10gr mendapatkan nilai kalor 5782.9446 kal/gr, perbandingan 100gr:30gr mendapatkan nilai kalor sebesar 5603.7615 kal/gr, sedangkan pada perbandingan 100gr:50gr diperoleh nilai kalor sebesar 5476.4761 kal/gr. Pada pengujian lama waktu nyala ayakan 10 mesh dengan perbandingan 100gr:10gr, 100gr:30, dan 100gr:50gr secara berturut-turut diperoleh waktu maksimumnya yaitu 6 menit 9 detik, 8 menit 27 detik, dan 5 menit 52 detik. Sedangkan untuk jenis ayakan 30 dengan perbandingan yang sama yaitu 100gr:10gr, 100gr:30, dan 100gr:50gr secara berturut-turut diperoleh waktu maksimumnya 4 menit 3 detik, 3 menit 19 detik, 2 menit 32 detik. Untuk pengujian suhu briket pada saat pembakaran pada ayakan 10 mesh dengan perbandingan 100gr:10gr, 100gr:30, dan 100gr:50gr secara berturut-turut diperoleh 177,4⁰C, 406,6⁰C, dan 99⁰C. Kemudian untuk ayakan 30 mesh dengan perbandingan yang sama diperoleh hasil 405,8⁰C, 336,4⁰C, dan 279,4⁰C. Komposisi perekat yang terbaik untuk uji nilai kalor yaitu 100gr:10gr dengan ayakan 10 mesh, sedangkan untuk uji lama waktu nyala briket komposisi terbaik pada perbandingan 100gr:30gr untuk ayakan 10 mesh. Untuk jenis ayakan 30 mesh komposisi terbaik pada 100gr:10gr. Pengujian suhu briket pada saat dibakar komposisi terbaik pada 100gr:30gr dengan ayakan 10 mesh, dan pada ayakan 30 mesh komposisi terbaik untuk suhu optimumnya pada komposisi 100gr:10gr. Dari data yang diperoleh nilai kalor yang diadapatkan telah mencapai batas standar kualitas briket sesuai SNI No. 1/6235/2000.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG TERJADINYA PEMANFAATAN RUANG UNTUK PARIWISATA DI AREA BEKAS TAMBANG TEBING BREKSI Kusumaningrum, Noni; Ridlo, Dimas Taufiq
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 23 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tebing Beksi merupakan kawasan bekas penambangan batu yang telah ditetapkan sebagai situs warisan geologi yang saat ini dimanfaatkan untuk pariwisata. Sejak tahun 2014 telah terjadi sebaran pemanfaatan ruang di sekitar Tebing Breksi untuk kegiatan wisata yang membentuk pola tertentu yang penting untuk dipahami. Tujuan penelitian ini adalah menelusuri faktor-faktor yang mendorong perkembangan kegiatan berwisata, penyediaan fasilitas, dan infrastruktur wisata di area bekas tambang Tebing Breksi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai pemanfaatan ruang yang terjadi dari tahun 2014 sampai 2019. Lokus penelitian adalah di kawasan Tebing Breksi, Dusun Nglengkong, Desa Sambirejo, DIY yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Berdasarkan hasil analisis terhadap perkembangan pariwisata dapat digambarkan bahwa pemanfaatan ruang sebagian besar berada di sisi timur kawasan Tebing Breksi dan melebar ke utara dan ke selatan. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya pemanfaatan ruang yang demikian adalah: (1) semua fasilitas wisata, infrastruktur, dan kegiatan wisata berada pada wilayah tanah bengkok Lurah, (2) letak kegiatan dan fasilitas wisata dipengaruhi oleh kondisi geografis, (3) beberapa fasilitas wisata tumbuh secara spontan di sepanjang jalan sirkulasi pengunjung, (4) beberapa fasilitas wisata tumbuh di titik kumpul pengunjung.
DAMPAK VARIASI KONDISI CUACA (SUHU, CAHAYA, KELEMBAPAN) TERHADAP UNJUK KERJA DAN DAYA OUTPUT SISTEM PLTS Dimas Taufiq Ridlo; Yohanes Tola; Ucik Ika Fenti Styana; Adi Kurniawan
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 25 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v25i2.410

Abstract

Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat mendorong pemanfaatan sumber energi terbarukan yang berkelanjutan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki potensi energi surya yang besar, dengan intensitas radiasi rata-rata 4,5–4,8 kWh/m²/hari. Namun, kinerja PLTS sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, intensitas cahaya matahari, dan kelembapan udara. Variasi cuaca yang dinamis menyebabkan daya keluaran PLTS berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan analisis mendalam mengenai pengaruh tiap parameter cuaca terhadap performa sistem. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh suhu, intensitas cahaya matahari, dan kelembapan udara terhadap daya keluaran PLTS, serta (2) mengidentifikasi waktu dan kondisi cuaca yang paling optimal untuk menghasilkan daya maksimum. Penelitian dilaksanakan di PLTH Pantai Baru, Kabupaten Bantul, selama 17 hari pada periode Juni–Agustus dengan pengukuran setiap jam mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Parameter yang diamati meliputi daya keluaran (P), suhu (T), intensitas cahaya (Lux), dan kelembapan udara (RH). Data dianalisis menggunakan SPSS versi 26 melalui uji validitas, reliabilitas, dan uji T untuk menentukan hubungan dan pengaruh antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh data dinyatakan valid dan reliabel, dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,731 (>0,6). Berdasarkan uji T, hanya intensitas cahaya matahari yang berpengaruh signifikan terhadap daya keluaran PLTS (t = –4,064; Sig. = 0,000), sedangkan suhu (Sig. = 0,168) dan kelembapan udara (Sig. = 0,464) tidak berpengaruh nyata. Arah koefisien negatif menunjukkan bahwa peningkatan intensitas yang berlebihan dapat menurunkan efisiensi akibat kenaikan suhu modul. Berdasarkan analisis data lapangan, daya keluaran maksimum tercatat pada pukul 10.00–13.00 WIB dengan kondisi intensitas cahaya tinggi (sekitar 900–1100 Lux), suhu udara berkisar 31–35°C, dan kelembapan relatif 40–50%. Dengan demikian, kondisi tersebut dapat dianggap sebagai waktu optimal PLTS bekerja secara efisien di lokasi penelitian.
PENERAPAN TEKNOLOGI DIGESTER SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LIMBAH BERKELANJUTAN DI DUSUN NGLANGGERAN WETAN Ridlo, Dimas Taufiq; Rahayu, Suparmi Setyowati; Syafriyudin, Syafriyudin; Sholeh, Muhammad; Alatas, Masrur; Setyorini, Heny Budi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.37558

Abstract

Salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang dilaksanakan di Dusun Nglanggeran Wetan berfokus pada penerapan teknologi digester sebagai solusi pengelolaan limbah organik. Teknologi digester ini dirancang untuk mengolah limbah kotoran ternak melalui proses fermentasi anaerob, yang menghasilkan biogas. Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, seperti kompor, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Selain itu, residu dari proses ini dapat digunakan sebagai pupuk organik, memberikan manfaat tambahan bagi sektor pertanian. Proses kegiatan PkM meliputi tiga metode sosialisasi, penerapan teknologi, dan pelatihan. Sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat teknologi digester dalam mengolah limbah kotoran ternak menjadi biogas. Selanjutnya, penerapan teknologi digester dimulai dengan membangun dan memasang sistem digester di lokasi yang strategis, diikuti dengan pengisian bahan baku kotoran ternak yang kemudian menghasilkan gas metana yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor rumah tangga. Tahap pelatihan diberikan untuk memastikan masyarakat memahami cara mengoperasikan dan merawat digester secara mandiri, sehingga dapat berfungsi secara baik. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penerapan teknologi digester berhasil mengurangi limbah organik serta menyediakan sumber energi ramah lingkungan, yang juga menghemat biaya rumah tangga dan memberikan residu yang bermanfaat sebagai pupuk organik. Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan limbah yang efektif dan dapat diterapkan di komunitas lain yang menghadapi tantangan serupa.
Prototype Listrik Tenaga Pikohidro (PPT 1.0) untuk Alat Bantu Identifikasi Potensi dan Praktikum Mahasiswa Energi Masrur Alatas; Ucik Ika Fenti Styana; Dimas Taufiq Ridlo; Fifin Hindarti; Adi Kurniawan
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30588/jeemm.v9i2.2422

Abstract

Indonesia's energy needs continue to rise, while its fossil fuel resources are limited. The national energy mix for renewable energy programs is planned to reach 31% by 2030. Indonesia's pico-hydro potential is substantial, found in mountainous areas, rural areas, suburbs, and islands. Potential is also found in primary, secondary, and tertiary irrigation areas, small rivers, waterfalls, pond circulation, and even in rainwater gutters. The research method for identifying potential in the field used a Portable Pico-hydro Turbine (PPT 1.0) with direct testing and student laboratory experiments. The results of the pico-hydro prototype study can be used to identify 26 potential pico-hydro points, which can function as 100-watt street lighting and support student energy laboratory equipment.
Design of Fruit Fly Trap ApelB Using a Microcontroller and Sensor System Powered by Solar Photovoltaic Alatas, Masrur; Arifin, Mohammad Syamsul; Ridlo, Dimas Taufiq; Styana, Ucik Ika Fenti
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 14 No. 6 (2025): December 2025
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtepl.v14i6.2194-2205

Abstract

Indonesia’s vast horticultural land faces serious threats from Bactrocera fruit fly infestations, a type of fruit fly in the Tephritidae family that causes rotting plants, reducing the quality of plantation and agricultural products, and even crop failure. The purpose of this study was to design a fruit fly (Bactrocera) trap ApelB version 1.1, using the Cockcroft-Walten Circuit, Methyl Eugenol, PIR HC-SR501 sensor, Arduino Uno ATmega328P, powered by electricity from a Solar Power Plant/System (PLTS) with a panel capacity of 10 Wp, Solar Charge Controller 10 A and a 14.8 V 2.5 Ah battery. The ApelB version 1.1 test method on agricultural land for 24 hours used methyl eugenol to attract fruit flies to enter the trap. Electricity from the PLTS functions to eradicate fruit flies that land on the electric net trap. The findings of ApelB version 1.1 successfully attracted, detected through sensors, and eradicated fruit flies with electric shocks. The capture rate was 80% in lab tests, while corn and chili field trials caught an average of 148–150 fruit flies. ApelB version 1.1 can suppress attacks and fruit fly populations, with a PLTS system and energy storage battery. This tool is guaranteed to operate 24 hours automatically.