Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan sumber protein nabati yang bersifat sangat mudah rusak karena memiliki kadar air yang tinggi. Untuk memperpanjang masa simpan, jamur tiram dapat diolah menjadi tepung. Pengolahan jamur tiram menjadi tepung dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai tingkatan suhu dan lama pengeringan, tanpa perlakuan awal seperti blanching atau perendaman dalam berbagai pelarut. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan suhu dan lama pengeringan terbaik terhadap sifat kimia dan fisik tepung jamur tiram putih. Penelitian disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua fakto dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah suhu pengeringan (450C, 500C, 550C). Faktor kedua adalah lama pengeringan (20 jam, 24 jam, 28 jam, dan 32 jam). Kesamaan ragam data dianalisis dengan uji Bartlett, kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey, selanjutnya data dianalisis sidik ragam untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data dianalisis lebih lanjut menggunakan uji Polinomial ortogonal pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan jamur tiram putih berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar protein, rendemen, dan warna tepung jamur tiram putih; lama pengeringan jamur tiram putih berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, rendemen, dan warna serta berpengaruh nyata terhadap kadar protein tepung jamur tiram putih. Sifat kimia dan fisik tepung jamur tiram putih terbaik pada perlakuan suhu pengeringan 450C dan lama pengeringan 20 jam yang menghasilkan kadar air sebesar 7,76%, kadar protein sebesar 21,82%, rendemen sebesar 10,23%, dan derajat warna sebesar 44,00 (putih kekuningan).Kata kunci: jamur tiram putih, kimia, sifat fisik, suhu pengeringan