Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Pemberian Beras Analog yang Disubstitusi Glukomanan Porang (A. oncophyllus) Terhadap Profil Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan Nurmaisari, Melda; Subeki; Hidayati, Sri; AS, Suharyono; Astuti, Sussi
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Agroindustri Halal 9(2)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jah.v9i2.8316

Abstract

Porang rice is made from porang tubers (Amorphopallus oncophyllus) and waxy cassava and has a high glucomannan content and has a low glycemic index (<55). Porang rice has a slightly brownish white color and has a shape like grains of rice and contains fiber which can help the digestive process in the body. Provision of porang rice against diabetic can improve blood profile. This study aims to determine the effect of giving rice from porang tubers pn the blood profile of diabetic mice. The experiment was arranged in a completely randomized design (CRD) with the treatment of observing blood profiles. The study consisted of 4 treatments with 6 replications. The data obtained was tested for uniformity using the Bartlett test and the additional data was tested with the Tuckey test. Furthermore, the data were anlyzed using variance to obtain an estimator of the varience and determine the effect of the treatment, then the data were analyzed using the BNT test at the 5% level. The results showed that the effect of giving porang rice on the blood profile of alloxan-induced mice gave values for the number of erythrocytes (7,48 million/mm3), leukocytes (5,55 thousand/mm3), hemoglobin (15,14 g/dL), hematocrit (32,28%).
Study of The Formulation Jicama Flour (Pachyrhizus erosus) and Wheat Flour in Manufacturing Brownies Chips Herdiana, Novita; AS, Suharyono; Rizal, Samsul; Salsabila, Az Zahra Fithri
Journal of Tropical Agricultural Engineering and Biosystems - Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 12 No. 3 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2024.012.03.05

Abstract

Brownies chips are a snack made from brownies dough that is molded into thin squares and baked dry to produce chips that are easy to consume and last a long time. The aim of this research is to determine the formulation of jicama flour (Pachyrhizus erosus) and wheat flour which produces brownies chips with the best sensory properties. This research was structured in a Complete Randomized Block Design (RAKL) with six treatments and four replications. The formulation treatment of jicama flour and wheat flour consisted of 6 levels, namely T0 (0% : 100%), T1 (10% : 90%), T2 (20% : 80%), T3 (30% : 70%), T4 (40% : 60%), T5 (50% : 50%). Data were analyzed using the Bartlett test and Tuckey test, followed by analysis of variance (ANARA), and the Least Significant Difference (BNT) test at the 5% level. Based on the research results, brownies chips with a formulation of jicama flour and wheat flour that produces the best sensory results is the T4 treatment which has a sweet and distinctive chocolate taste,blackish brown color, crunchy and dense texture, and aromatic. typical brownies chips. The results of the chemical analysis of the brownies chips were water content 3.76%, ash content 2.34%, protein content 13.87%, fat content 25.61%, carbohydrate content 54.42%, crude fiber content 6.01%. and calorific value are 503,65 kcal per 100 grams
Introduksi Pengolahan Nata de Cacao Pada Kelompok Tani Kakao-Desa Suka Agung, Kabupaten Tanggamus-Lampung Yuliana, Neti; AS, Suharyono; Herdiana, Novita; Satyajaya, Wisnu
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 3 No 1, Maret 2024
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v3i1.7925

Abstract

Selama pengolahan buah kakao menjadi biji kakao kering akan dihasilkan limbah pulpa kakao yang  selama ini belum termanfaatkan oleh petani.  Semakin meningkatnya produksi biji kakao, mengakibatkan semakin meningkatnya limbah pulpa kakao yang terbuang.  Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberikan pendampingan mengenai pemanfaatan limbah pulpa kakao menjadi Nata de Cacao pada kelompok tani kakao di Desa Suka Agung, Tanggamus. Kegiatan di lapang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi akhir. Metode kegiatan terdiri dari praktik dan ceramah. Kegiatan pengabdian pada kelompok tani kakao telah berhasil meningkatkan pengetahuan anggota kelompok tani dalam pengolahan limbah pulpa kakao.  Selain itu, juga telah meningkatkan keterampilan anggota kelompok tani  dalam pengolahan Nata de Cacao. Kegiatan ini perlu ditindak lanjuti kembali di masa mendatang.  
PENGARUH PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING (Cucurbita moschata Duch) TERHADAP SIFAT SENSORI DAN FISIKOKIMIA COOKIES BERBAHAN DASAR CAMPURAN TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TERIGU Purnamasari, Putri; Susilawati, Susilawati; Astuti, Sussi; AS, Suharyono
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i2.6326

Abstract

Labu kuning merupakan bahan pangan yang mengandung β-karoten tinggi sehingga sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan produk pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat seperti cookies. Penggunaan mocaf yang tidak mengandung gluten dengan tepung terigu digunakan dalam pembuatan cookies agar tidak mengubah kualitas akhir produk. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan konsentrasi puree labu kuning (Cucurbita moschata Duch) yang menghasilkan cookies berbahan dasar campuran tepung mocaf dan tepung terigu dengan sifat sensori terbaik. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan satu faktor dan empat kali ulangan. Faktor yang digunakan adalah konsentrasi puree labu kuning dengan 7 taraf perlakuan 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60%. Data dianalisis kesamaan ragamnya dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey, selanjutnya data dianalisis sidik ragam untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata, data dianalisis lebih lanjut dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cookies labu kuning terbaik adalah perlakuan A4 (40 % puree labu kuning) yang menghasilkan tekstur dengan skor 3,78 (renyah), rasa dengan skor 3,64 (khas labu kuning), aroma dengan skor 3,19 (agak khas labu kuning), warna dengan skor 4,19 (kuning kecoklatan), dan penerimaan keseluruhan dengan skor 3,99 (suka) serta uji fisik kekerasan sebesar 648,81 gf. Kadar air cookies labu kuning perlakuan terbaik 4,99%, kadar abu 1,09%, kadar protein 3,05%, kadar serat kasar 4,32%, kadar lemak 33,69%, kadar karbohidrat 57,18%, dan kadar β-karoten 8.422,52 µg/100g.Kata kunci: Cucurbita moschata Duch, kukis, mocaf
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) TERHADAP SIFAT KIMIA DAN FISIK TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH Simarmata, Ravindo; Astuti, Sussi; AS, Suharyono
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i2.6327

Abstract

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan sumber protein nabati yang bersifat sangat mudah rusak karena memiliki kadar air yang tinggi. Untuk memperpanjang masa simpan, jamur tiram dapat diolah menjadi tepung. Pengolahan jamur tiram menjadi tepung dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai tingkatan suhu dan lama pengeringan, tanpa perlakuan awal seperti blanching atau perendaman dalam berbagai pelarut. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan suhu dan lama pengeringan terbaik terhadap sifat kimia dan fisik tepung jamur tiram putih.  Penelitian disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua fakto dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah suhu pengeringan (450C, 500C, 550C). Faktor kedua adalah lama pengeringan (20 jam, 24 jam, 28 jam, dan 32 jam).  Kesamaan ragam data dianalisis dengan uji Bartlett, kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey, selanjutnya data dianalisis sidik ragam untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data dianalisis lebih lanjut menggunakan uji Polinomial ortogonal pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan jamur tiram putih berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar protein, rendemen, dan warna tepung jamur tiram putih; lama pengeringan jamur tiram putih berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, rendemen, dan warna serta berpengaruh nyata terhadap kadar protein tepung jamur tiram putih.  Sifat kimia dan fisik tepung jamur tiram putih terbaik pada perlakuan suhu pengeringan 450C dan lama pengeringan 20 jam yang menghasilkan kadar air sebesar 7,76%, kadar protein sebesar 21,82%, rendemen sebesar 10,23%, dan derajat warna sebesar 44,00 (putih kekuningan).Kata kunci: jamur tiram putih, kimia, sifat fisik, suhu pengeringan