Cabai rawit termasuk tanaman hortikultura yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Produksi cabai rawit (Capsicum frutescens L.) mengalami penurunan sebanyak 7,9% pada tahun 2021 dengan produksi sebesar 1,39 juta ton dibandingkan tahun 2020 sebesar 1,51 juta ton. Hal tersebut dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas benih yang digunakan dan terbatasnya jumlah varietas yang berdaya hasil tinggi. Terdapat usaha untuk meningkatkan produksi cabai rawit melalui perakitan varietas baru yang unggul yang didukung dengan penilaian terhadap keragaman genetik dan heritabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman genetik dalam dan antar galur pada tanaman cabai rawit, untuk mengidentifikasi nilai heritabilitas pada tanaman cabai rawit, dan untuk mengidentifikasi galur yang potensial sebagai calon varietas tanaman cabai rawit yang unggul. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga bulan September 2023 di lahan riset dan pengembangan milik CV. Borneo Seed Indonesia yang terletak di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh galur cabai rawit yaitu CP 1, CP 2, CP 3, CP 4, CP 5, CP OR, AG SS Lentera, dan dua varietas pembanding (CRV 212 dan RJHL 1042) sebagai perlakuan dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Galur CP 3 menunjukkan nilai rata-rata terbaik pada panjang buah, diameter buah, umur berbunga, umur panen, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak, dan bobot buah per hektar. Perhitungan nilai keragaman genetik dalam dan antar galur menghasilkan nilai yang rendah hingga sedang. Nilai heritabilitas pada seluruh karakter tergolong tinggi yaitu 0,89-1,00.