Andy Soegianto
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 112 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

RESPON BEBERAPA KULTIVAR KEDELAI TERHADAP TRANSFORMASI GENETIK MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens Arifin, Azeri Gautama; Gondo, Takahiro; Akashi, Ryo; Soegianto, Andy; Basuki, Nur
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/264

Abstract

Kedelai adalah komoditas pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Penelitian dengan tujuan mengetahui kemampuan regenerasi masing-masing kultivar kedelai yang diuji sebagai indikator dalam menjadikan tanaman transgenik serta untuk mengetahui respon beberapa kultivar kedelai pada pelaksanaan transformasi genetik menggunakan Agrobacterium tumefaciens telah dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2014 di Laboratorium Bioresource, Universitas Miyazaki, Jepang. Terdapat dua kegiatan utama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu kultur kotiledon dan transformasi genetik. Penelitian kultur kotiledon dianalisis menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap), perlakuan berupa kultivar dengan ulangan sebanyak tiga kali. Pada penelitian transformasi genetik, data yang diperoleh dianalisis menggunakan perhitungan persentase efisiensi transformasi dan persentase intensitas ekspresi gen GUS. Hasil analisis pembentukan multiple shoot menunjukkan bahwa pada dasarnya semua kultivar dapat menghasilkan multiple shoot meskipun jumlah dan panjangnya beragam. Hasil uji ragam (ANOVA) jumlah eksplan yang menghasilkan multiple shoot adalah tidak berbeda nyata antar perlakuan, sedangkan pada analisis jumlah multiple shoot yang dihasilkan per eksplan terdapat perbedaan yang nyata pada uji F dengan taraf 5%. Kultivar Detam memiliki rerata multiple shoot per eksplan tertinggi dengan rerata sebesar 9.93. Pada analisis keberhasilan transformasi, dapat diketahui bahwa semua kultivar memiliki persentase efisiensi transformasi yang tinggi. Meskipun demikian, Willis adalah kultivar yang memiliki persentase efisiensi transformasi tertinggi yaitu sebesar 84%. Sedangkan pada persentase ekspresi gen GUS kuat, Williams 82 adalah kultivar yang memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 67.6%. Oleh karena itu, Kultivar Wilis dan Williams 82 dapat dijadikan sebagai pilihan yang baik dalam melakukan transformasi genetik. Kata kunci: Kedelai, Transformasi Genetik, GUS, Kultur Kotiledon
UJI DAYA HASIL LANJUTAN BEBERAPA GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA DI DATARAN MEDIUM Fatimaturrohmah, Siti; A Rumanti, Indrastuti; Soegianto, Andy; Damanhuri, Damanhuri
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/270

Abstract

Penanaman padi hibrida adalah pe-manfaatan teknologi yang aman bagi lingkungan dan menjadi salah satu upaya peningkatan produksi padi seiring dengan pertambahan penduduk di dunia. Hal ini dapat terjadi karena padi hibrida dapat berpotensi hasil lebih tinggi dibandingkan dengan varietas padi inbrida karena sifat heterosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan karakter kuantitatif genotip padi hibrida yang diuji dan mendapatkan genotip padi hibrida yang berdaya hasil tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding. Penelitian dilak-sanakan bulan Januari - April 2014 di Malang. Sebanyak 18 genotip padi hibrida hasil perakitan BBPADI (G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G9, G10, G11, G12, G13, G14, G15, G16, G17, G18) dan 2 varietas pembanding (Ciherang dan Hipa 8) diuji menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 kali ulangan. Pengamatan dilakukan pada karakter kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan karakter eksersi malai, luas daun, umur berbunga, jumlah anakan produktif, tinggi tanaman, diameter batang, umur panen, panjang malai, gabah isi, gabah hampa, gabah total, persentase gabah isi, dan hasil menunjukkan keragaman antar genotip kecuali pada bobot 1000 butir. Semua genotip padi hibrida yang diuji memiliki daya hasil setara dengan varietas Ciherang dan Hipa 8 kecuali genotip G10 memiliki hasil lebih rendah. Berdasarkan selisih hasil terhadap Ciherang genotip G1, G2, G6 dan G12 memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai padi hibrida unggul sehingga layak dilakukan pengujian lanjutan yaitu multilokasi. Kata Kunci : Padi Hibrida, Uji Daya Hasil Lanjutan, Karakter Kuantitatif, Dataran Medium
Identifikasi dan Karakterisasi Anggrek Alam (Orchidaceae) dengan Cara Eksplorasi Di Hutan Irenggolo Desa Jugo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Novitasari, Juwik; Soegianto, Andy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 11 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1010

Abstract

Anggrek merupakan tanaman hias yang penting. Namun plasma nuftah anggrek alam di Indonesia semakin terancam khususnya di pulau Jawa, hal tersebut dikarenakan dampak kerusakan lingkungan seperti konservasi hutan dan perdagangan anggrek alam secara liar. Anggrek alam asal Jawa jumlahnya masih terbatas dan belum banyak teridentifikasi, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengobservasi dan mengkarakterisasi anggrek alam demi menunjang kegiatan pemuliaan tanaman anggrek. Salah satu daerah di pulau jawa yang memiliki kekayaan plasma nuftah anggrek ialah hutan irenggolo. Penelitian ini bertujuan untukmenginventarisasi dan mengakarakterisasi anggrek.Penilitian ini dilakukan di Hutan Irenggolo yang dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2017. Penelitian ini menggunakan metode metode eksplorasi. Pengamatan dilakukan dengan sampling sistematik. Plot pengamatan ialah tiap berjalah 500 m dari jalan setapak, akan masuk ke kiri dan kanan jalan setapak sedalam 5 m. Tiap plot pengamatan berukuran 10m x 10m yang berjumlah 14 plot.  Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. Analisis kekerabatan dilakukan dengan cara melakukan pengubahan data yang diperoleh yaitu data deskriptif menjadi data biner. Data biner akan diolah menggunakan program NTSYS untuk mengetahui jarak genetik dati tiap spesies yang ditemukan. Hasil analisis kekerabatan akan disajikan dalam dendogram. Hasil eksplorasi tanaman anggrek yang dilakukan di Hutan Irenggolo, didapatkan 28 spesies anggrek yang berbeda dan 28 spesies tersebut dibagi menjadi 9 kelompok berdasarkan hubungan kekerabatannya.
Uji Daya Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Polong Kuning Generasi F7 Pada Dataran Rendah Elimawati, Evi Yulia; Adiredjo, Afifuddin Latif; Soegianto, Andy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 12 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1054

Abstract

Produksi buncis di Indonesia pada empat tahun terakhir menunjukkan hasil yang masih belum stabil. Salah satu penye-babnya adalah keterbatasan lahan dataran tinggi untuk kegiatan budidaya buncis. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menanam buncis yang memiliki genotip yang sesuai dengan keadaan lingkungan dataran rendah. Pengembangan varietas unggul tanaman dilakukan melalui penggabungan sifat-sifat genetik yang diinginkan yaitu melalui persilangan antara varietas lokal berdaya tinggi dengan varietas introduksi (Cherokee Sun). Penelitian dilaksanakan di Agro Techno Park, Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabu-paten Malang pada bulan April hingga Juli 2017. Penelitian ini menggunakan Ranca-ngan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu genotip tanaman buncis sebanyak empat genotip yang terdiri atas dua galur generasi F6 (CSxGI 63-0-24 dan CSxGK 50-0-24), varietas tetua (Cherokee Sun) dan varietas pembanding (Lebat-3). Potensi hasil pada kedua genotip yang diuji lebih rendah dibanding varietas pem-banding, sehingga tidak didapatkan galur yang memiliki daya hasil tinggi yang melebihi varietas pembanding. Ditemukan keseragaman pada karakter komponen hasil pada masing-masing galur dibuktikan dengan rendahnya nilai KKG dan KKF karakter komponen hasil pada kedua galur. Rendahnya nilai KKG dan KKF didukung dengan tingginya nilai heritabilitas pada karakter jumlah kluster per tanaman, panjang polong, diameter polong dan bobot total per tanaman menjadikan karakter-karakter tersebut dapat digunakan untuk kegiatan seleksi selanjutnya.
Induksi Poliploidi pada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberiaan Kolkisin Putra, Bagus Keswara; Soegianto, Andy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1148

Abstract

Bawang merah termasuk salah satu komoditas pertanian yang  sangat terkenal di kalangan masyarakat sebagai bahan utama dalam bumbu hampir pada setiap masakan Indonesia. Rendahnya minat petani budidaya bawang merah lokal menjadi salah satu kendala yang menyebabkan semakin langkanya bawang merah lokal. Hal ini dikarenakan petani tidak bisa bersaing dengan bawang merah impor yang mempunyai kualitas umbi lebih besar dan harga yang lebih terjangkau.Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya suatu usaha perbaikan tanaman. Salah satunya dengan kegiatan Induksi Poliploidi untuk mendapatkan sifat yang lebih unggul. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh kolkisin pada poliploidisasi bawang merah Batu Ijo berdasarkan pengamatan morfologi dan sitologi.Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2018 di Desa Sumberbulu Kecamatan. Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Parameter yang diamati adalah waktu munculnya tunas (hst), tinggi tanaman (cm), Jumlah daun, waktu panen (hst), Jumlah siung, diameter umbi (cm), berat basah tanaman (g), berat kering tanaman (g) dan jumlah kromosom. Metode yang digunakanyaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi kolkisin dengan lama peren-daman hanya terjadi pada tinggi tanaman umur  21, 28, dan 35 hst. Tinggi tanaman meningkat akibat perendaman kolkisin konsentrasi 400 ppm selama 5 jam. Sedangkan Konsentrasi kolkisin 200 ppm dan Lama perendaman 10 jam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan daun meningkat. Terjadi peng-gandaan jumlah kromosom Batu Ijo menghasilkan kromosom triploid (2n=3x) pada konsentrasi 200 ppm dan lama perendaman 10 jam.
Keragaman dan Heritabilitas Karakter Hasil dan Komponen Hasil Beberapa Genotipe Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) Pradipta, Alfian Nafi; Soegianto, Andy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1149

Abstract

Bunga matahari (Heliantus annuus L.) merupakan salah satukomoditas industri penting di dunia. Kebutuhan yang tinggi tidak dapat dipenuhi oleh produksi lokal. Salah satu masalah adalah terbatasnya varietas potensial. Pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas yang berpotensi tinggi. Keberhasilan kegiatan ini tergantung dengan tingkat efisiensi tahapan kegiatannya. Tingkat efisiensi pemuliaan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya keragaman dan heritabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan nilai heritabilitas karakter hasil dan komponen hasil. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Januari hingga Juni 2018. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga kali ulangan pada 32 genotipe bunga matahari. Hasil menunjukkan ter-dapat keragaman genetik dan fenotipe pada karakter yang diamati, dengan keragaman tertinggi ditemukan pada karakterhasil biji dan jumlah biji. Keragaman terendah didapatkan pada karakter pembungaan tanaman. Nilai heritabilitas dengan kriteria sedang ditemukan pada karakter jumlah biji, berat 100 biji dan hasil biji. Kriteria heritabilitas tinggi ditemukan pada karakter umur berbunga, diameter bunga, umur panen, panjang , lebar dan tebal biji.
Pola Segregasi pada Beberapa Karakter Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Generasi F2 Hasil Persilangan HC48 dan SM004 Oktaviyanti, Riska Nur; Soegianto, Andy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 8 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1190

Abstract

Kenaf merupakan tanaman semusim penghasil serat dari batang. Rendahnya produksi kenaf dipengaruhi oleh terbatasnya varietas unggul dan mutu benih rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kenaf dapat ditempuh dengan menggunakan varietas unggul yaitu dengan persilangan. Melalui persilangan tetua HC48 dan SM004 didapatkan kenaf F1 yang mengalami segregasi pada generasi F2. Segregasi menandakan adanya keragaman genetik yang harus diseleksi dan dievaluasi sesuai dengan tujuan pemuliaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah gen dan pola segregasi serta menduga aksi gen yang mengatur karakter kualitatif dan kuantitatif tanaman kenaf generasi F2 hasil persilangan HC48 dan SM004. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS)pada bulan April sampai Agustus 2018 dengan menggunakan metode single plant. Hasil penelitian menunjukkan karakter warna batang mengikuti pola segregasi 9:6:1 dengan aksi gen dominan sempurna. Karakter warna bunga mengikuti pola segregasi 12:3:1 dengan aksi gen epistasis dominan. Karakter warna tangkai daun dan bentuk daun mengikuti pola segregasi 3:1 dengan aksi gen dominan tunggal. Karakter warna tepi daun, percabangan dan permukaan batang mengikuti pola segregasi 9:7 dengan aksi gen epistasis resesif ganda. Karakter tinggi tanaman, tebal kulit dan berat kering serat dikendalikan oleh aksi gen aditif dan epistasis duplikat, sedangkan karakter diameter batang dan diameter core dikendalikan oleh gen aditif epistasis yang bersifat komplementer. Karakter tinggi tanaman, diameter batang, diameter core, tebal kulit dan berat kering serat dikendalikan oleh gen poligenik.
Karakterisasi Buncis Ungu (Phaseolus vulgaris L.) Generasi F7 di Dataran Medium Nababan, Yohana Roma Uli; Soegianto, Andy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 9 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1237

Abstract

Buncis salah satu sayuran buah yang penting di Indonesia. Buncis ungu merupakan tanaman yang mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan berfungsi untuk mencegah kanker, diabetes dan penyakit lainnya. Penentuan karakteristik merupakan hal yang penting dalam deskripsi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakter pada satu galur CSxGI-630-24 tanaman buncis ungu F7. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2018 di Jl. Lilin Emas, Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini disusun dalam suatu percobaan dengan metode pengamatan tanaman tunggal (single plant) dengan perlakuan terdiri dari satu galur buncis generasi F7 (CSxGI-63-0-24). Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Koefisien kemiripan galur buncis CSxGI-63-0-24 generasi F7 belum seragam dalam karakter kualitatif dan kuantitatif yang diamati, karena memiliki derajat kemiripan ­49%.
UJI DAYA HASIL BUNCIS POLONG UNGU (Phaseolus vulgaris L.) GENERASI F6 PADA DATARAN RENDAH Cholifah, Ayu; Kendarini, Niken; Soegianto, Andy
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.08 KB)

Abstract

Persilangan varietas introduksi Purple Queen dan varietas lokal Surakarta (Mantili, Gilik ijo, dan Gogo kuning) dilakukan untuk pembentukan populasi dasar buncis polong Ungu. Buncis polong ungu merupakan salah satu hasil dari perbaikan sifat daya hasil tinggi dan memiliki kandungan anthosianin. Anthosianin adalah salah satu pigmen yang terekspresi sebagai karakter warna merah, biru, ungu pada bagian tanaman. Anthosianin pada tanaman berfungsi sebagai antioksidan. Seleksi generasi F5 menghasilkan tiga galur buncis terpilih yang telah menunjukkan penampilan yang seragam dan memiliki daya hasil tinggi sehingga pengujian daya hasil dapat dilakukan pada generasi selanjutnya. Tiga galur tersebut antara lain GIxPQ-35-11-23, GIxPQ-12-2-18 dan PQxGK-1-12-29. Pada generasi selanjutnya diperlukan pengujian daya adaptasi pada beberapa dataran antara lain adalah dataran rendah, tinggi, dan medium. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui daya hasil galur buncis polong ungu generasi F6 yang ditanam pada dataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang dengan ketinggian ±330 m dpl pada bulan Januari hingga Mei 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan menggunakan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil menunjukkan bahwa galur GIxPQ-35-11-23 dan GIxPQ-12-2-18 memiliki potensi hasil sama dengan varietas pembanding Lebat 3. Karakter kualitatif ketiga galur F6 menunjukkan hasil yang seragam pada semua parameter yang diamati.
DROUGHT RESISTANT SELECTION ON SOYBEAN SOMACLONAL VARIANTS Widoretno, Wahyu; Arumingtyas, Estri Laras; Basuki, Nur; Soegianto, Andy
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v34i1.136

Abstract

This research was conducted to evaluate the yield potential of 19 somaclonal variants resulting from in vitro selection when planted under drought stress condition in the field. Field test was done by planting the variants, the parents, and checked varieties in the field during dry season, and was irrigated once a week for non-stress and once two weeks for drought stress treatment. Split-plot design arranged in a factorial (2 x 28) with three replications was used in this research. Observations were done on yield and yield components. Analysis of variance was used to see the difference between treatments and then it was continued with analysis using Honestly Significant Difference test to find out the best treatments. There was no interaction between genotype and drought stress on seed yield. Different genotypes showed a significant difference on this character. It indicated that the yield potential of selected variants was not affected by drought stress treatment. This research gave 10 variants having the potential to be developed as drought resistant genotypes. However, these ten potential genotypes need to be tested further in field trial to find out the yield adaptability and stability and their resistance to drought stress.   Keywords: somaclonal variants, in vitro selection, drought stress, soybean, selection
Co-Authors A Rumanti, Indrastuti Adi Wiyono Basori Amin Adiredjo, Afifuddin Latif Affandi Affandi Agatha Eritza Wigathendi Agus Sutanto Ainur Rofiq Edy Kurniawan Aisah, Binti Nur Aisyah, Siti Nur Akashi, Ryo Alfian Nafi Pradipta Alfian Trisna Ardyanto Amali, Mukhlash Amalia Pratiwi Koiruningtias Amin, Adi Wiyono Basori Annisaa Rahmawati Ardyanto, Alfian Trisna Arifin Noor Sugiharto Arifin Noor Sugiharto Azeri Gautama Arifin Azkiyah, Rizqi Bagus Keswara Putra Bangun, Yohelsi Citradiah Br Basuki, Nur Bima Fikry Bima Fikry Binti Nur Aisah Budi Waluyo Burhanudin, Muhammad Irsyad Fauzan Cahyo Luqmantoro Cholifah, Ayu Christina Solideo Gultom Cicik Septeningsih Cynthia Diesta Firly Damanhuri Damanhuri Damanhuri Damanhuri Darmawan Saptadi David Galuh Permana Dea Rosalia Dewi Amaliatur Rizqiyah Dwi Okyanto Eksan, Kolil Nur Elimawati, Evi Yulia Estri Laras Arumingtyas Evi Yulia Elimawati Farihul Ihsan Fatimaturrohmah, Siti Febri Budi Rahayu Ferida, Hepy Ferry Singgih Prasetiyo Fikry, Bima Firly, Cynthia Diesta Fitri, Faiza Khusnia Fitriana, Riza Anissatul Freta Kirana Balladona Frizal Amy Oktarisna Gia Warih Perwitosari Gondo, Takahiro Gultom, Christina Solideo Hajroon Jameela Hamdany, Mohamad Iqbal Septian Hariyanti, Ismi Dahlia Hawa, Melawati Rizki Hendro Trihatmojo I Made Tasma Ika Roostika Indrastuti A Rumanti Indraswari, Rizqi Laili Ismi Dahlia Hariyanti Jameela, Hajroon Jubleam Haris Sembiring Meliala Juwik Novitasari Koiruningtias, Amalia Pratiwi Kolil Nur Eksan Kristianto Nugroho Kurniawan, Ainur Rofiq Edy Kuswanto Kuswanto Kuswanto Kuswanto Kuswanto, Kuswanto Lazuardi Pramadio Luqmantoro, Cahyo Matatula, Erfina Anace Melawati Rizki Hawa Meliala, Jubleam Haris Sembiring Mukhammad Rommahdi Nababan, Yohana Roma Uli Nadya Wening Pranayadipta Nafisah Nafisah Niken Kendarini Noer Rahmi Ardiarini Noer Rahmi Ardiarini, Noer Rahmi Novitasari, Juwik Nugroho, Yusuf Nur Basuki Nur Basuki Nur, Alya Aulia Oktarisna, Frizal Amy Oktaviyanti, Riska Nur Okyanto, Dwi Parinduri, Naufal Al Wali Permana, David Galuh Perwitosari, Gia Warih Pradipta, Alfian Nafi Pranayadipta, Nadya Wening Pranayadipta, Nadya Wening Prasetiyo, Ferry Singgih Pratiwi, Novita Puji Lestari Putra, Bagus Keswara Putri Nurul Aini Putri, Ken Ufi Balya Putrie Twientanata Rachma, Izza Azkiya Rachmawati, Norliya Rahmawati, Annisaa Rahmi Kusuma Wardhani Rerenstradika T. Terryana Reza Prakoso Dwi Julianto Riska Nur Oktaviyanti Riza Anissatul Fitriana Rizqi Azkiyah Rizqi Laili Indraswari Rizqiyah, Dewi Amaliatur Rommahdi, Mukhammad Ryo Akashi Savitri, Kurnia Selvi Clara Tustika Septeningsih, Cicik Setyaningsih, Wahyu Siti Fatimaturrohmah Siti Nur Aisyah Sri Lestari Purnamaningsih Sri Winarsih Sukartini Sukartini Sumeru Ashari Takahiro Gondo Taufiq Hidayat RS Titut Yulistyarini Trihatmojo, Hendro Tustika, Selvi Clara Twientanata, Putrie Wa Ode Sanghyaningsinta Wulanesa Wahyu Setyaningsih Wahyu Widoretno Wardhani, Rahmi Kusuma Wigathendi, Agatha Eritza Winarsih, Sri Wulanesa, Wa Ode Sanghyaningsinta Yohana Roma Uli Nababan Yohelsi Citradiah Br Bangun Yulistyarini, Titut Yusuf Nugroho