Pembangunantanggul Bendungan Lau Simeme Sibiru-Birudirencanakanuntuk mencegah atau mengurangi dampak banjir luapan sungai agar konstruksi bendungan terhindar dari bahaya longsor.Stabilitas tanggulsangat ditentukan oleh kepadatan tanah timbunan yang diperoleh melalui proses pemadatan denganmenggunakan peralatan berat. Untuk menjamin kekuatan dan keandalan struktur, tanah timbunan harusmencapai derajat kepadatan sekurang-kurangnya 95% dari kepadatan maksimum menurut standar uji laboratorium. Apabila nilai tersebut tidak tercapai, maka kapasitas dukung tanah akan menurun secara signifikan dan berpotensi menyebabkan degradasi atau kerusakan pada struktur bendungan dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah timbunan tanah pada bagian tanggul Bendungan Lau Simeme telah memenuhi persyaratan kepadatan sesuai standar teknis yang ditetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian inibersifateksperimental,mencakup pengujian sifatfisistanah,ujiProctor Modified,dan ujisandcone. Nilai berat volume kering tanah hasil pengujian laboratorium digunakan sebagai parameter acuan untuk menentukan derajat kepadatan tanah. Analisis dilakukan terhadap hasil uji laboratorium dan lapangan guna memperoleh nilai berat volume kering. Berdasarkan hasil pengujian Atterberg Limit, tanah memiliki nilai batas cair sebesar 58,45%, batas plastis sebesar 38,94%, dan indeks plastisitas sebesar 19,19%. Hasil pengujian pemadatan menunjukkan kadar air sebesar 34,59%, berat volume basah 1,62 gr/cm³, berat jenis 2,57, kadar air optimum 31,75%, dan berat isi kering maksimum sebesar 1,670 gr/cm³. Dari hasil pengujian menggunakanmetode sandcone, diketahui bahwa seluruh titik pengujian pada Jalur A memenuhi syarat kepadatan dengan derajat kepadatan lebih dari 95%. Sebaliknya, Jalur B tidak memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu, pada bagian timbunan yang telah memenuhi syarat, pekerjaan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, sedangkanbagian yang belum memenuhi persyaratan harus dilakukan pemadatan ulang. Berdasarkan karakteristiknya,tanah yang digunakan tergolong dalam klasifikasi kerikil berpasir dengan kondisi padat.