ABSTRAK Kabupaten Lampung Utara memiliki produksi singkong yang melimpah, mencapai 1.165.966 ton pada tahun 2022, namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal melalui pengolahan pascapanen. Hal ini mengakibatkan nilai tambah komoditas unggulan tersebut belum maksimal. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah singkong dengan mengolahnya menjadi tepung Modified Cassava Flour (Mocaf) serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa dan guru SMA Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kotanegara. Pelaksanaan kegiatan menggunakan tiga metode utama, yaitu Forum Diskusi Kelompok (FGD) antara tim pengabdian dan dewan guru, pelatihan praktik pembuatan mocaf secara langsung, dan pendampingan berkelanjutan dalam proses pemasaran produk. Mitra sasaran dalam kegiatan ini adalah SMA Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kotanegara. Peserta yang terlibat meliputi para guru dan siswa dari sekolah tersebut. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan guru dan siswa Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa adanya perubahan pada 6 aspek pengetahuan dengan aspek pengetahuan tertinggi yang diperoleh pemahaman proses teknis, pemahaman prinsip fermentasi dan pemahaman aspek kewirausahaan. Terbentuknya unit usaha sekolah berbasis mocaf menjadi output nyata, diiringi peningkatan keterampilan kewirausahaan siswa melalui praktik langsung. Program ini juga mendorong pemanfaatan produktif lahan sekolah yang ditanami singkong. Dampak jangka panjang yang diharapkan adalah kemandirian ekonomi sekolah, penguatan pendidikan kewirausahaan, dan pemberdayaan sumber daya lokal.Kata kunci: Tepung Mocaf; Kewirausahaan; Nilai tambah; SMA Muhammadiyah Kotanegara; Singkong. ABSTRACTNorth Lampung Regency has an abundant cassava production, reaching 1,165,966 tons in 2022. However, this potential has not been optimally utilized through post-harvest processing, resulting in less than maximum added value for this leading commodity.This community service program aimed to increase the added value of cassava by processing it into Modified Cassava Flour (Mocaf) and to foster an entrepreneurial spirit among students and teachers of Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kotanegara High School. The program was implemented using three main methods: a Focus Group Discussion (FGD) between the service team and the teachers, hands-on training in Mocaf production, and continuous mentoring in the product marketing process. The target partners for this activity were the teachers and students of MBS Kotanegara High School. The program successfully enhanced the knowledge of both teachers and students. Evaluation results indicated significant improvement across six aspects of knowledge, with the highest gains observed in understanding the technical process, the principles of fermentation, and entrepreneurial aspects. A tangible outcome was the establishment of a school-based Mocaf business unit, accompanied by an increase in students' entrepreneurial skills through direct practice. The program also encouraged the productive use of school land planted with cassava. The expected long-term impacts include school economic self-sufficiency, strengthened entrepreneurship education, and the empowerment of local resources.Keywords: Modified Cassava Flour (Mocaf); Entrepreneurship; Value-added products; Muhammadiyah Boarding School; Cassava.