The problems that arise in the Family Hope Program (PKH) in Kemuning Village include limited quotas and funds for PKH recipients, making it difficult for PKH facilitators to determine who is eligible for assistance. So far, the assessment of aid distribution has not weighted each criterion. PKH facilitators tend to make decisions based on family income as the main determining factor. This research was conducted to test the accuracy of a decision support system using the Simple Additive Weighting (SAW) method to determine who is eligible and who is not eligible to receive assistance from the Family Hope Program (PKH). This study shows that the Simple Additive Weighting (SAW) method in determining the eligibility of PKH recipients, using five criteria each with assigned weights, achieves a high accuracy of 96%. This indicates that the SAW method can reduce subjectivity in the selection of aid recipients and assist in making more objective decisions, not solely based on family income.Keywords: Family Hope Program; Simple Additive Weighting; Accuracy Test AbstrakPermasalahan yang timbul pada Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Kemuning yaitu jumlah kouta dan dana penerima PKH yang terbatas, membuat pendamping PKH sulit untuk menentukan siapa yang layak menerima bantuan. Selama ini penilaian pemberian bantuan belum mempunyai pembobotan pada setiap kriteria. Pendamping PKH cenderung mengambil keputusan berdasarkan penghasilan keluarga sebagai faktor penentu utama. Pada penelitian ini dibuat untuk menguji akurasi dari suatu sistem pendukung keputusan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menentukan siapa yang layak dan tidak layak dalam menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan kelayakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dengan menggunakan lima kriteria yang ada dan masing-masing kriteria telah memiliki bobot mendapatkan akurasi yang tinggi, yaitu 96%. Hal ini menunjukkan ini bahwa metode SAW dapat mengurangi subjektivitas dalam pemilihan calon penerima bantuan dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih objektif, bukan hanya penghasilan keluarga. Â