Abortus merupakan salah satu penyebab kematian ibu di dunia, termasuk Indonesia. Ngawi merupakan salah satu kabupaten dengan angka kematian ibu yang melebihi rata-rata provinsi Jawa Timur. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan karakteristik, tipe aborsi, penatalaksanaan, dan faktor prediktor komplikasi abortus di RS dr Soeroto, Kabupaten Ngawi pada periode 2018-2019. Penelitian cross-sectional menggunakan data sekunder pasien rawat inap di RS dr. Soeroto, Ngawi. Variabel meliputi karakteristik sosiodemografi, penatalaksanaan, serta faktor prediktif komplikasinya. Hasil menunjukkan bahwa pada periode tersebut, terdapat 120 kasus abortus, yang terdiri atas abortus imminens (48,3%), inkomplet (44,2%), komplet (4,2%), dan missed abortion (3,3%). Abortus paling banyak dialami oleh pasien dalam rentang usia 35-39 tahun (26,7%), berpendidikan SMA (37,5%) dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga (40,8%). Mayoritas pasien mengalami komplikasi (53,3%). Komplikasi terbanyak adalah perdarahan (22,5%), infeksi (10%) dan syok hipovolemik (10%). Penatalaksanaan meliputi medikamentosa dan non medikamentosa. Terapi medikamentosa meliputi pemberian antibiotika, analgetika, hormon, sulfas ferosus, dan pemberian cairan infus. Preparat antibiotika merupakan terapi medikamentosa yang paling banyak digunakan (52,2%). Sebanyak 53 orang (44,2%) mendapatkan terapi nonmedikamentosa kuretase. Pendidikan ibu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan risiko terjadinya komplikasi (aOR 3,4; IK95% 1,13-10,14, p-value 0,03). Penatalaksanaan medikamentosa dan non medikamentosa, berupa tindakan kuretase, diberikan sesuai dengan kondisi pasien. Pendidikan rendah merupakan faktor prediktif terjadinya komplikasi pada ibu yang mengalami abortus.