Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMANFAATAN KARET MENTAH PADA FLEXIBLE PAVEMENT LASTON AC-WC DAN LATASTON HRS-WC Pataras, Mirka; Dewi, Ratna; Prasetya, Ahmad Dicky; Bazidno, Friko Denu
CANTILEVER Vol 6, No 1 (2017): Cantilever
Publisher : Jurusan Teknik Sipil & Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.903 KB)

Abstract

With the many problems that begin to occur from the young asphalt cracked, the asphalt is not durable, the bumpy asphalt, and so it needs a new breakthrough to find a solution so that in the world of pavement in Indonesia can be better. The objective of this research is to add raw rubber or latex as an added ingredient of mixed laston (AC-WC) and lataston or HRS-WC as well as the effect of change of AC and HRS characteristics in addition to the percentage amount of raw rubber.This research was done by adding crude rubber on asphalt with percentage addition of 5%, 10% and 15%. The optimum asphalt content obtained from the mixture of normal test specimen as much as 15 specimens is 6.25% and from the bitumen content is then used to make asphalt raw rubber mixture as much as 3 specimens from each percentage of rubber addition. After that the research is continued by comparing the characteristics of the normal asphalt test results that have been in can with the addition of asphalt raw rubber mixture from each presentse is in search of the percentage addition of crude rubber included in the specification. From the result of this research, it is obtained that the optimum bitumen content at the normal mixture is 6,25% and the increase of optimal crude rubber percentage is at the crude rubber content 5% and 10% with the stability, melt and marshall quotient (MQ) value obtained appropriate and included in the specification of the test results marshall conducted.
STUDI PENGGUNAAN ASBUTON JBMA-50 PADA FLEXIBLE PAVEMENT AC-WC DAN HRS-WC TERHADAP GENANGAN AIR Helmi Haki; Mirka Pataras; Aztri Yuli Kurnia; Ricky Andrian; Yovie Kurnia
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.157 KB)

Abstract

Ketika saat hujan, konstruksi jalan terendam dengan genangan air hujan, yang dapat mempengaruhi kualitas perkerasan aspal. Genangan air hujan ini mengakibatkan terjadinya penurunan daya dukung bagian perkerasan jalan khususnya bagian lapis permukaan.Maka dilakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan karakteristik perkerasan lentur laston wearing course (AC–WC) menggunakan aspal penetrasi 60/70 dan aspal buton modifikasi JBMA-50 apabila terkena genangan air hujan dengan variasi waktu rendaman. Dari hasil pengujian didapat KAO 5,4% untuk campuran menggunakan aspal penetrasi 60/70 dan 5,75% untuk campuran menggunakan aspal JBMA-50. Sedangkan untuk Lataston (HRS-WC), dari hasil pengujian marshall, untuk aspal penetrasi 60/70 didapat nilai KAO sebesar 7,6% dan aspal JBMA-50 sebesar 7,9%. Selanjutnya dibuat bendauji dari KAO masing-masing 2 benda uji untuk tiap aspal dengan waktu rendaman yang telah ditentukan. Hasil pengujian menunjuk kan bahwa nilai flow relative stabil sedangkan nilai stabilitas, MQ, dan VFA mengalami penurunan dan nilai VIM dan VMA mengalami peningkatan. Setelah direndam selama lebih dari 24 jam, nilai VIM sudah melewati batas spesifikasi yang diizinkan menurut spesifikasi Bina Marga 2010 revisi 3.
ANALISIS PENGGUNAAN PASIR PANTAI, DARAT, DAN SUNGAI TERHADAP KINERJA LASTON DAN LATASTON WEARING COURSE Mirka Pataras; Imron Fikri Astira; Joni Arliansyah; Pandu Rangkuti; Brian Roynaldo
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.644 KB)

Abstract

Perkerasan lentur di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya menggunakan pasir sungai sebagai campuran. Dalam hal ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari dan memanfaatkan alternatif lain yang jumlahnya begitu banyak disuatu daerah. Berbagai alternatif material yang bisa dimanfaatkan di daerah Sumatera Selatan dan Bengkulu ialah pasir pantai yang terdapat di Kota Bengkulu khususnya di pesisir pantai Bengkulu, pasir darat yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan khususnya di Kabupaten Musi Rawas, dan pasir sungai yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan khususnya di sepanjang Sungai Musi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari pasir pantai, pasir darat, dan pasir sungai sebagai bahan pengisi dan pengaruhnya pada campuran lapis AC-WC dan HRS-WC. Serta untuk mengetahui perbandingan kinerja karakteristik marshall dari campuran lapis tipis aspal beton yang menggunakan pasir pantai, pasir darat, dan pasir sungai sebagai bahan pengisi campuran AC-WC dan Lataston HRS-WC. Penelitian ini menggunakan campuran jenis AC-WC dengan gradasi menerus dan HRS-WC dengan gradasi semi senjang. Dengan 5 variasi kadar aspal yaitu 6,5%,7%, 7,5%, 8%, dan 8,5% dari berat campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasir sungai lebih ekonomis dibandingkan dengan pasir darat, dan pasir pantai. Karena kadar aspal optimum pasir sungai paling kecil dibandingkan kedua pasir lainnya yaitu sebesar 7,75%.
EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG Yulindasari Sutejo; Ratna Dewi; Mirka Pataras; Putra Anugrah
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.816 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan kelompok tanah yang tidak baik digunakan pada pembangunan konstruksi. Tanah ini memiliki derajat pengembangan volume yang tinggi. Sehingga dilakukan penelitian mengenai sifat-sifat fisis dan mekanis agar diketahui apakah sifat-sifat tanah tersebut dapat digunakan sebagai dasar bangunan. Metode stabilisasi tanah umum dipakai dalam perbaikan sifat tanah. Pada penelitian ini, bahan stabilisasi menggunakan Soil Binder (SB) dengan variasi 20 gr/liter, 25 gr/liter, serta 30 gr/liter dan Abu Ampas Tebu (AAT) dengan variasi 4%, 8%, dan 12%. Perawatan sampel benda uji dengan variasi 0 hari, 7 hari, dan 14 hari. Berdasarkan pengujian index properties diperoleh: kadar air () 9.44%, berat jenis (Gs) 2.696, batas cair (LL) 68%, batas plastis (PL) 26%, dan indeks plastis (IP) 42%. Klasifikasi tanah di daerah Desa Gasing Tanjung Api-Api diklasifikasikan sebagai tanah lempung anorganik (USCS) dan A-7-6 (AASHTO). Nilai kuat geser (τ) tanah asli yaitu 0.223 kg/cm2, nilai kohesi (Cu) 0,220 kg/cm2, serta nilai sudut geser () 0.7o. Nilai kohesi (Cu) tanah maksimum terjadi pada persentase campuran 20 gr/liter Soil Binder SB dan 4% AAT sebesar 0.69 kg/cm2. Nilai sudut geser () tanah maksimum pada campuran 20 gr/liter SB dan 12% AAT sebesar 6.8˚ dengan persentase perubahan sebesar 871.40%. Serta nilai kuat geser (τ) tanah maksimum pada persentase campuran 20 gr/liter SB dan 4% AAT sebesar 0.709 kg/cm2. Penambahan Soil Binder dan Abu Ampas Tebu terhadap tanah lempung ekspansif dapat meningkatkan parameter kohesi (c), sudut geser(), dan kuat geser tanah (τ).
KARAKTERISTIK LASTON WEARING COURSE MENGGUNAKAN LIMBAH KATALIS DESULFURIZER DAN BOTTOM ASH PT. PUSRI SEBAGAI FILLER Mirka Pataras; Aztri Yuli Kurnia; Yulia Hastuti; Arfie Safitri; Meilianti Bindari
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.165 KB)

Abstract

Laston adalah campuran aspal dan agregat dengan gradasi menerus yang dikerjakan dengan cara dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu, salah satu jenis laston ialah wearing course (AC-WC). AC-WC merupakan lapisan permukaan paling atas pada perkerasan jalan tipe laston yang berfungsi sebagai lapisan aus. Pada penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan limbah katalis desulfurizer dan bottom ash PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagai filler untuk meningkatkan mutu campuran laston. Pada penelitian ini dilakukan pengujian agregat yang bertujuan untuk mengetahui karakteristiknya. Hasil dari pengujian berat jenis limbah katalis desulfurizer ialah 3,48 gr/cm3 dan berat jenis bottom ash sebesar 2,33 gr/cm3 . Rentang kadar aspal yang digunakan yaitu 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7%. Berdasarkan hasil pengujian marshall pada campuran laston didapat nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) campuran limbah katalis desulfurizer sebesar 6,315% dan nilai KAO pada campuran limbah bottom ash sebesar 6,325%. Pada hasil pengujian Marshall didapat nilai stabilitas yaitu 1400 kg dan flow sebesar 3,25 mm untuk campuran limbah katalis desulfurizer, sedangkan untuk bottom ash memiliki stabilitas sebesar 1340 kg dan flow sebesar 3,207 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa limbah katalis desulfurizer dan bottom ash dapat digunakan sebagai agregat pengganti karena memenuhi spesifikasi PU Bina Marga 2010 Revisi 3.
PENGARUH GENANGAN AIR HUJAN TERHADAP LASTON WEARING COURSE MENGGUNAKAN MODIFIKASI ASBUTON LGA TIPE 50/30 Mirka Pataras; Aztri Yuli Kurnia; Yulia Hastuti; Rizki Prasetya Person; Nanda Putri Anindita
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.021 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh genangan air hujan terhadap laston ACWC dengan memanfaatkan modifikasi asbuton LGA tipe 50/30. Proporsi yang digunakan pada modifikasi LGA adalah 50% asbuton LGA tipe 50/30 dan 50% aspal penetrasi 80/100. Proporsi tersebut dipilih berdasarkan hasil pengujian karakteristik modifikasi LGA yang memenuhi untuk menggantikan aspal penetrasi 60/70. Berdasarkan pengujian Marshall yang telah dilakukan, didapatkan nilai KAO sebesar 5,8% untuk campuran laston AC-WC standar dan 6,2% untuk campuran laston AC-WC modifikasi. Dari nilai KAO tersebut didapatkan parameter Marshall untuk campuran laston AC-WC standar, yaitu nilai stabilitas senilai 1036,608 Kg dan flow sebesar 3,422 mm. Sedangkan campuran laston AC-WC modifikasi menghasilkan nilai stabilitas senilai 1045,183 Kg dan flow sebesar 3,358 mm. Setelah itu dilakukan perendaman benda uji dengan air hujan yang telah ditampung dengan durasi perendaman 0 jam, 4 jam, 8 jam, 24 jam, dan 48 jam, dan dilanjutkan dengan pengujian Marshall. Persentase perubahan karakteristik pada campuran laston AC-WC standar pada durasi perendaman akhir (48 jam) sebesar -23,12% pada stabilitas dan -4,01% pada flow serta campuran laston AC-WC modifikasi sebesar -21,35% pada stabilitas dan -3,43% pada flow. Sesuai hasil tersebut di atas, modifikasi asbuton LGA tipe 50/30 dapat menjadi alternatif pengganti aspal penetrasi 60/70 pada campuran laston AC-WC.
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG DAN ABU TANDAN SAWIT TERHADAP KARAKTERISTIK LASTON WEARING COURSE DAN BINDER COURSE Aztri Yuli Kurnia; Mirka Pataras; Joni Arliansyah; Jerry Firmansya; Yohanes Christian Chandra
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.64 KB)

Abstract

Berkembangnya industri kelapa sawit menjadi salah satu sumber penghasil limbah di Indonesia. Hal ini menyebabkan banyaknya ketersediaan limbah sawit yang dihasilkan. Pada penelitian ini, limbah yang digunakan berupa cangkang dan abu tandan sawit. Pengujian dilakukan dalam 2 tahap yaitu pengujian benda uji standar dan pengujian benda uji campuran. Pada tahap pertama, pengujian benda uji standar dilakukan untuk mendapatkan nilai KAO dan parameter marshall. Pada tahap kedua, pengujian benda uji campuran limbah sawit menghasilkan nilai parameter marshall lalu hasilnya dibandingkan dengan benda uji standar. Adapun standar pengujian yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 revisi 3. Kadar aspal rencana untuk benda uji standar lapis AC-WC yaitu 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, 7%, dan pada lapis AC-BC yaitu 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5%. Pada benda uji campuran limbah sawit, sebagian dari agregat kasar akan digantikan oleh cangkang sawit dengan variasi 0%, 25%, dan 50% sedangkan abu tandan sawit digunakan sebagai filler, untuk kadar aspal benda uji campuran limbah sawit menggunakan nilai KAO benda uji standar lapis AC-WC yang didapat sebesar 6,35%, sementara itu pada lapis AC-BC didapat sebesar 5,85%. Berdasarkan hasil penelitian, benda uji campuran limbah sawit pada lapis AC-WC dan AC-BC masih memenuhi standar dan dapat digunakan.