Diabetes Melitus (DM) Tipe II merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat, termasuk di Indonesia. Pengobatan komplementer menggunakan tanaman herbal seperti jahe (Zingiber officinale) dan kayu manis (Cinnamomum burmanni) berpotensi sebagai terapi pendukung untuk mengontrol kadar gula darah. Tujuan: Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai efektivitas pemberian air rebusan jahe dan air rebusan kayu manis terhadap penurunan kadar gula darah pada dua anggota keluarga dengan DM Tipe II di wilayah kerja Puskesmas Koja. Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif . Subjek studi terdiri dari dua keluarga dengan anggota yang menderita DM Tipe II, dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Keluarga pertama (Tn. M, 65 tahun) menerima intervensi air rebusan jahe, dan keluarga kedua (Ny. R, 71 tahun) menerima air rebusan kayu manis. Intervensi diberikan setiap hari selama 4-5 hari, disertai edukasi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pengukuran kadar gula darah sewaktu (GDS) sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Pada Tn. M, pemberian air rebusan jahe secara konsisten menunjukkan penurunan GDS setiap hari, dengan rata-rata penurunan 35.5 mg/dL selama empat hari. Pada Ny. R, pemberian air rebusan kayu manis juga menunjukkan tren penurunan GDS, dengan rata-rata penurunan 13.75 mg/dL Kesimpulan: Air rebusan jahe dan kayu manis berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita DM Tipe II. Intervensi ini, jika dikombinasikan dengan edukasi yang terstruktur, dapat menjadi terapi komplementer yang bermanfaat.