Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai jumlah kasus DBD di kelurahan Maahas Februari 2019 – Juli 2024 sebanyak 11 kasus. Kelurahan Hanga-Hanga Permai merupakan salah satu wilayah yang sepanjang 4 tahun terakhir selalu memiliki kasus DBD. Tujuan kami adalah untuk mengetahui gambaran kepadatan larva nyamuk Aedes sp. di Kelurahan Hanga-Hanga Permai. Metode Penelitian ini menggambarkan kepadatan larva Aedes sp. dengan Jenis penelitian Observasional Deskriptif yang dilakukan di Kelurahan Hanga-Hanga Permai pada bulan Juni-Juli 2024. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 400 rumah dengan sampel penelitian 400 rumah dan metode pengambilan data menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil: Nilai House Index (HI) 27% dengan tingkat kepadatan sedang, Container Index (CI) 16% dengan tingkat kepadatan sedang, Breteau Index (BI) 94% dengan tingkat kepadatan tinggi, ABJ 73% ≥ 95% dengan status tidak bebas jentik dan nilai HRI 0,28 dan BRI 0,71 maka nilai Maya Indeks (MI) berada pada kategori tinggi. Sebagai kesimpulan, penelitian ini memberikan wawasan tentang kontribusi kepadatan larva Aedes sp. terhadap kejadian DBD di suatu wilayah. Penelitian di masa mendatang harus membahas terkait hubungan antara variabel (HI, CI, BI, ABJ dan MI) denga kejadian DBD yang pada akhirnya memajukan pengetahuan di bidang kesehatan internasional. Based on data from the Banggai Regency Health Office, the number of DHF cases in Maahas Village from February 2019 to July 2024 was 11 cases. Hanga-Hanga Permai Village is one of the areas that has always had DHF cases in the last 4 years. Our aim was to determine the density of Aedes sp. mosquito larvae in Hanga-Hanga Permai Village. Method: This study describes the density of Aedes sp. larvae with a Descriptive Observational research type conducted in Hanga-Hanga Permai Village in June-July 2024. The population in this study was 400 houses with a research sample of 400 houses and the data collection method used inclusion and exclusion criteria. The analysis used was univariate analysis. Results: House Index (HI) value of 27% with moderate density, Container Index (CI) 16% with moderate density, Breteau Index (BI) 94% with high density, ABJ 73% ≥ 95% with status not free of larvae and HRI value of 0.28 and BRI 0.71 then the Maya Index (MI) value is in the high category. Conclusion: In conclusion, this study provides insight into the contribution of Aedes sp larval density to the incidence of dengue fever in an area. Future research should discuss the relationship between variables (HI, CI, BI, ABJ and MI) with the incidence of dengue fever which ultimately advances knowledge in the field of international health.