ABSTRAKSumatera Barat merupakan salah satu dari deretan daerah aktif tektonik dan vulkanik yang terletak pada pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, pergerakan lempeng tersebut memicu banyaknya bencana alam, salah satunya adalah longsor. Kabupaten Agam dan Padang Pariaman merupakan wilayah di Sumatera yang sering mengalami longsor. Kabupaten Agam dan Kabupten Padang Pariaman sering mengalami beberapa kejadian bencana tanah longsor yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian, dan kerusakan fasilitas. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis spasial, analisis atribut, dan analisis deskriptif, memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang menggunakan metode pendugaan Puslittanak yang dikeluarkan pada tahun 2004, skor dan bobot untuk setiap parameter selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 5 kelas, yaitu kelas sangat rendah sampai sangat tinggi. Semakin tinggi skor dan bobot, maka pengaruhnya akan semakin tinggi terhadap longsor, dan sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten Agam dan Padang Pariaman memiliki kelas bahaya longsor cukup variatif, mulai dari kelas bahaya longsor rendah sampai dengan sangat tinggi, dengan persentase terbesar berada pada kelas bahaya sedang ±114.387,58 ha atau 31,85% dari luas keseluruhan wilayahnya (±359.036,35 ha). Kata Kunci: longsor, SIG, Agam, Padang Pariaman, skorABSTRACTWest Sumatra is amongst tectonically and volcanically active area, located at the interface of Indo-Australia and Eurasia plates. The movement of plates triggers many natural disasters, one of them is landslides. The regency of Agam and Padang Pariaman are amongst the area susceptible to landslides in Sumatra, causing the loss of lives, the loss of material and facility damages. The method used includes spatial analysis, attribute analysis and descriptive analysis using Geographic Information System (GIS) with the data from Puslittanak in which the scores and weights for each parameter were classified into 5 classes indicating the lowest until the highest values. The highest scores and weights indicated the greater impact of landslide, and vice versa. The results showed that the regency of Agam and Padang Pariaman had: (1) varying hazard classes, starting from the lowest until the highest class, with greater percentage on the intermediate class, that is ±114,387.58 ha or 31.85% from the total area (±359,036.35 ha); Keywords: landslide, GIS, Agam,Padang Pariaman, score