Desa Tanjungsari merupakan desa yang mempunyai banyak potensi, mulai dari potensi perkebunan, pertanian hingga pariwisata. Destinasi wisata alam "Gerojokan" merupakan area rekreasi keluarga yang dikenal karena keindahan alamnya yang sejuk dan aliran sungai yang bersih. Meskipun memiliki potensi besar, promosi dan infrastruktur dasar yang kurang memadai menjadi kendala. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pengelolaan wisata masih bersifat tradisional, dan belum memiliki sistem dokumentasi pemasaran yang terstruktur. Dari sisi sosial, masyarakat memiliki semangat kolaboratif yang tinggi, namun masih membutuhkan pendampingan dalam perencanaan program berbasis data dan kebutuhan lokal. Adapun metode yang digunakan meliputi 1) Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) melibatkan survei dan observasi kondisi eksisting serta koordinasi dengan perangkat desa 2) Metode Community Development (CD) melibatkan pendampingan berkelanjutan terhadap program yang telah berjalan dalam mengoptimalkan visibilitas destinasi dan perbaikan fasilitas fisik. Hasil implementasi strategi ini diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan kolaborasi antara pemerintah desa, pemuda, dan pengelola wisata menjadi kunci agar hasil kegiatan KKM tidak berhenti pada saat pelaksanaan, tetapi terus berkembang menjadi gerakan bersama menuju desa wisata yang mandiri dan berdaya saing yang akhirnya berdampak positif pada peningkatan pendapatan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi lokal di Desa Tanjungsari.