Wijaya, Kodirman
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Kehilangan Air pada Sekunder BKTM.1 Daerah Irigasi Way Seputih UPTD Seputih Mataram Lampung Tengah Wijaya, Kodirman; Sadad, Ilyas
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2025): October Edition
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v17i2.8257

Abstract

Air merupakan unsur vital bagi pertumbuhan tanaman karena berperan dalam proses penyerapan unsur hara dari tanah yang dibutuhkan untuk pembentukan jaringan dan perkembangan sel tanaman. Ketersediaan air yang tidak merata sering menimbulkan ketidakefisienan dalam sistem irigasi, sehingga diperlukan analisis terhadap kehilangan air guna meningkatkan efektivitas distribusi dan efisiensi penggunaan air pada lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya kehilangan air pada saluran sekunder BKTM.1 di Daerah Irigasi Way Seputih, UPTD Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, serta mengidentifikasi faktor penyebab dan implikasinya terhadap kinerja saluran. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dan pengukuran langsung di lapangan. Data primer mencakup kecepatan aliran, dimensi penampang saluran, dan volume sedimentasi yang diukur menggunakan alat current meter, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pengelola jaringan irigasi. Analisis debit dilakukan dengan metode mean section, dan kehilangan air dihitung menggunakan persamaan ?? = ?? – ???. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa debit rencana pada saluran sekunder BKTM.1 sebesar 1,46 m³/dt. Berdasarkan hasil survei lapangan, debit aktual di bagian hulu sebesar 0,87 m³/dt dan di bagian hilir sebesar 0,86 m³/dt, sehingga kehilangan air hanya sebesar 0,01 m³/dt atau tergolong sangat kecil. Faktor utama penyebab kehilangan air adalah sedimentasi dengan volume total 3,405 m³ (3,40%), yang masih jauh di bawah ambang batas pengerukan, yaitu ≥20 m³ (20%). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa saluran sekunder BKTM.1 masih berfungsi secara efisien dengan tingkat kehilangan air yang rendah. Rekomendasi diberikan agar dilakukan pemeliharaan berkala, pengendalian sedimentasi, dan peningkatan kapasitas saluran untuk menjaga kontinuitas aliran. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perencanaan rehabilitasi jaringan irigasi lainnya serta mendukung kebijakan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional.