Akhir-akhir ini sering kita temui berbagai macam kasus kekerasan yang melibatkan oknum pelajar, salah satunya adalah perundungan. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi kepada anak-anak usia sekolah mengenai perundungan dan dampaknya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang animasi 2D anti-bullying dengan mengimplementasikan kebudayaan Betawi, khususnya karakter Ondel-ondel, sebagai upaya edukasi yang kreatif dan kontekstual. Peran video animasi dianggap cukup efektif dalam membangun karakter generasi muda, misalnya saja, penggunaan animasi sebagai media utama dalam Animasi Pendidikan Untuk Meningkatkan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Dalam perancangan animasi 2D anti-bullying untuk anak usia 6-12 tahun yang penulis kerjakan, aspek kebudayaan yang diadopsi adalah Ondel-ondel dari kebudayaan Betawi. Ondel-ondel memiliki filosofi sebagai karakter yang merepresentasikan kekuatan, keadilan, dan keberanian. Proses perancangan animasi 2D ini juga berpedoman pada 12 prinsip animasi dan 7 prinsip dasar desain. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan perancangan komunikasi visual, yang meliputi observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil akhir berupa video animasi 2D berdurasi 10 menit sebagai media utama, serta media promosi seperti poster, banner, dan merchandise sebagai penunjang media utama. Dari hasil akhir yang berupa video animasi 2D tersebut, diharapkan dapat membentuk karakter generasi muda yang sigap, tanggap, dan memiliki budi pekerti yang baik serta mampu membangun hubungan pertemanan yang sehat di lingkungan sekolah. Target audiens pun diharapkan tahu apa yang harus dilakukan dalam menyikapi perundungan.