Selat Sunda termasuk ke dalam WPP RI 572 dan dikenal menyimpan potensi sumber daya ikan yang cukup melimpah, baik dari kelompok pelagis maupun demersal. Alat tangkap jenis pukat cincin menjadi penyumbang utama hasil produksi perikanan di wilayah Kabupaten Pandeglang. Target spesies yang ditangkap pukat cincin yaitu ikan pelagis. Tingkat eksploitasi ikan pelagis di Indonesia telah memperlihatkan indikasi penangkapan berlebih. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aspek biologi dan tingkat kelangsungan hidup sumber daya ikan yang tertangkap pukat cincin di WPP RI 572. Aspek biologi yang dikaji adalah rata-rata ukuran pertama kali tertangkap (Lc) dan pertama kali matang gonad (Lm). Pengambilan contoh dilakukan dengan metode penarikan contoh acak berlapis. Ikan yang menjadi objek penelitian yaitu ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan kembung (Rastrelliger faughni), ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma), ikan kembung laki-laki (Rastrelliger kanagurta), ikan tongkol (Euthynnus affinis), dan ikan layang (Decapterus russelli). Rata-rata ukuran pertama kali tertangkap pada penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lc < Lm). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi perairan Selat Sunda kurang baik dan spesies ikan lebih dahulu tertangkap sebelum bereproduksi. Tingkat kelangsungan hidup ikan hasil tangkapan pukat cincin rendah. Tingkat kelangsungan hidup paling rendah adalah ikan tongkol yaitu 0,11 (betina) dan 0,18 (jantan). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskan strategi pengelolaan dan penyusunan regulasi terkait pembatasan ukuran ikan yang tertangkap.