Putra, Rifki Dwi Anugrah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GAMBARAN POLA KUMAN, RESISTENSI, FAKTOR RISIKO, DAN TINGKAT MORTALITAS PADA PASIEN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA DI GENERAL INTENSIF CARE RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2022 - DESEMBER 2022 Oktaliansah, Ezra; Budipratama, Dhany; Putra, Rifki Dwi Anugrah
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 13, No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851//jap.v13n2.4036

Abstract

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan infeksi paru yang terjadi 48–72 jam setelah tindakan intubasi endotrakeal dan menjadi salah satu infeksi nosokomial paling sering di Intensive Care Unit (ICU), dengan prevalensi mencapai 70-80% dari seluruh kasus pneumonia di rumah sakit. Di Indonesia, insiden VAP tergolong tinggi, terutama disebabkan oleh Acinetobacter baumannii yang bersifat resisten terhadap berbagai antibiotik dan berkontribusi terhadap peningkatan angka mortalitas. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan pendekatan retrospektif berdasarkan data rekam medis pasien VAP di ICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari–Desember 2022. Dari 33 pasien yang diteliti, ditemukan 70 hasil kultur kuman, dengan 55 di antaranya tergolong Multidrug Resistant (MDR). Kuman yang paling dominan adalah Acinetobacter baumannii (85,7% MDR), diikuti Klebsiella pneumoniae (94,4% MDR) dan Pseudomonas aeruginosa (87,5% MDR). Angka mortalitas mencapai 60,6%, dengan tingkat kematian lebih tinggi pada pasien dengan kultur MDR. Faktor risiko yang sering ditemukan ialah hipertensi, penyakit serebrovaskular, dan gagal ginjal kronik. Pola resistensi tinggi teridentifikasi pada Acinetobacter baumannii terhadap cefazolin (95,7%) dan ampicillin-sulbactam (91,3%), Klebsiella pneumoniae terhadap cefazolin (97,0%) dan ceftriaxone (96,8%), serta Pseudomonas aeruginosa terhadap imipenem (94,7%) dan cefazolin (91,7%). Hasil ini menunjukkan perlunya peningkatan program penanganan VAP di RSUP Dr. Hasan Sadikin.