Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan kondisi penurunan fungsi ginjal secara progresif dan permanen yang membutuhkan terapi hemodialisis seumur hidup. Prosedur ini sering menimbulkan dampak psikologis berupa kecemasan, terutama pada pasien yang baru menjalani terapi. Pengabdian kepada masyarakat di sini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Relaxation Autogenic, Movement, and Affirmation terhadap tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RS Lavalette Malang. Dalam implementasinya, kajian ini menggunakan desain pra-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sebanyak 41 pasien dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSRAS) dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa sebelum terapi, sebagian besar responden mengalami kecemasan sedang (63,41%), sedangkan setelah terapi seluruh responden berada pada kategori tidak cemas (100%). Uji statistik menunjukkan nilai p < 0,001 yang berarti terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi. Dengan demikian, terapi Relaxation Autogenic, Movement, and Affirmation efektif menurunkan kecemasan pasien GGK. Pendekatan ini dapat diterapkan sebagai intervensi nonfarmakologis yang sederhana, murah, dan mudah dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien hemodialisis.