Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penggunaan Wahana Digital dalam Promosi dan Pemasaran Batik sebagai Kontekstualisasi Pelestarian Cagar Budaya Putranto, Andi; Revianur, Aditya; Oktavia, Syifa; Wijaya, Candrika Ilham; Zein, Yasmin Shafitri; Puspitasari, Intan; Adilia, Fatin; Sulistyo, Mohammad Yudi; Falah, Jalu Naufal
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada masyarakat Vol 5 No 1 (2022): 2022: Edisi 1
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bakti.4074

Abstract

The development of marketing has increasingly taken advantage of digital platforms. The use of digital marketing through social media can effectively and efficiently promote Candi Banyunibo and batik Banyunibo. Batik Banyunibo is a handicraft which is made by the local community. The digital promotion has many advantages because it can attract more tourists to visit Candi Banyunibo to know Batik Banyunibo. This program contributes to producing and promoting Batik Banyunibo using a digital platform based on the preservation of cultural heritage. Promotional activities using Instagram by creating promotional content in the form of videos on the reels feature. The content contains many information, i.e. natural, cultural, and economic products based on cultural heritage. This article discusses promotion and marketing using digital platforms integrated with aspects of cultural heritage preservation. The benefits of using digital platforms can attract tourist interest in Candi Banyunibo, a community of cultural heritage observers, and increase knowledge and understanding of cultural heritage and Batik Banyunibo. ==== Perkembangan pemasaran produk dalam masyarakat pada masa kini semakin banyak memanfaatkan wahana digital. Penggunaan digital marketing melalui media sosial dapat secara efektif dan efisien mempromosikan dan memasarkan Candi Banyunibo serta hasil kerajinan batik yang dibuat oleh masyarakat sekitar. Promosi dan pemasaran digital memiliki banyak keunggulan karena dapat menjaring lebih banyak wisatawan domestik ataupun mancanegara untuk mengunjungi candi serta mengenal Batik Banyunibo. Program pengabdian masyarakat ini berkontribusi dalam usaha produksi dan promosi Batik Banyunibo menggunakan wahana digital berbasis pelestarian cagar budaya. Kegiatan promosi candi dan batik Banyunibo menggunakan media sosial Instagram dengan cara membuat konten promosi. Konten di sini berupa video pada fitur reels yang berisi informasi potensi alam, budaya, hingga potensi ekonomi yang menghasilkan produk berupa Batik Banyunibo. Artikel ini membahas promosi dan pemasaran menggunakan wahana digital diintegrasikan dengan aspek pelestarian cagar budaya. Manfaat dari penggunaan wahana digital adalah membangun minat wisatawan terhadap Candi Banyunibo, membantu menemukan komunitas pemerhati cagar budaya, dan menambah pengetahuan serta pemahaman tentang Candi Banyunibo.
Analisis Kuantitatif Pemeringkatan Penilaian Bangunan Cagar Budaya di Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Putranto, Andi; Aji, Syehkhan Dartiko; Falah, Jalu Naufal
AMERTA Vol. 41 No. 2 (2023)
Publisher : Penerbit BRIN (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/amt.2023.3555

Abstract

Abstract. Quantitative Analysis for Ranking Assessment of Cultural Heritage Buildings in Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta. Many cultural heritage buildings in Kulon Progo Regency can be dated back to the period before and during Indonesia’s colonial period. According to the Law of the Republic of Indonesia Number 11 of 2010 Concerning Cultural Conservation, a building could be categorized as Cultural Heritage if it has passed the registration, assessment, or assessment process, or until authorities may establish its rank.  The assessment of cultural heritage buildings is carried out to prepare a recommendation text to designate them as cultural heritage. Therefore, this research tries to re-evaluate cultural heritage buildings using quantitative analysis methods with weighting factors to obtain a final value which produces a ranking of cultural heritage buildings related to aspects of protection, development and utilization while still being guided by preservation principles based on the numbers obtained as final assessment. It is hoped that the results of the assessment using this formula will be used in ranking according to the final value obtained by each cultural heritage building which is closely related to its utilization and development while still being guided by the principles of cultural heritage preservation. The results of this research propose four classes, namely 1) Buildings with low utilization and preservation; 2) Buildings with moderate utilization and preservation; 3) Buildings with high utilization and preservation, and; 4) Buildings with very high utilization and preservation. These four classes are strongly related to the priority level of future handling activities for these buildings if conditions require maintenance, both in terms of protection, development, and utilization. Keywords: Cultural Heritage Buildings, ranking, Kulon Progo, Quantitative Analysis   Abstrak. Cukup banyak bangunan cagar budaya yang berasal dari masa prakolonial serta masa kolonial di Kabupaten Kulon Progo. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, bangunan disebut sebagai Cagar Budaya jika telah melalui proses pendaftaran, pengkajian dan dirumuskan dalam naskah rekomendasi untuk ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peringkatnya. Penilaian bangunan cagar budaya dilakukan untuk menyusun naskah rekomendasi dalam rangka penetapannya. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menilai kembali bangunan cagar budaya dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dengan faktor pembobot untuk memperoleh nilai akhir yang menghasilkan peringkat bangunan cagar budaya berkaitan dengan aspek pelindungan, pengembangan, serta pemanfaatan dengan tetap berpedoman pada kaidah pelestarian berdasarkan angka yang diperoleh sebagai penilaian akhir. Hasil penilaian dengan formula ini diharapkan akan digunakan dalam pemeringkatan sesuai nilai akhir yang diperoleh tiap bangunan cagar budaya yang berkaitan erat dengan pemanfaatan, pengembangan dengan tetap berpedoman pada prinsip pelestarian cagar budaya. Hasil penelitian ini mengusulkan empat kelas, yaitu 1) Bangunan dengan ketermanfaatan dan kelestarian rendah; 2) Bangunan dengan ketermanfaatan dan kelestarian sedang; 3) Bangunan dengan ketermanfaatan dan kelestarian tinggi, dan; 4) Bangunan dengan ketermanfaatan dan kelestarian sangat tinggi. Keempat kelas ini berhubungan kuat dengan tingkat prioritas kegiatan penanganan ke depannya terhadap bangunan-bangunan tersebut jika terjadi kondisi yang memerlukan penanganan, baik dalam pelindungan, pengembangan, maupun pemanfaatannya. Kata kunci: Bangunan Cagar Budaya, pemeringkatan, Kulon Progo, Analisis Kuantitatif