Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa disebabkan karena pada proses pembelajaran matematika siswa belum mendapat perhatian dari guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis serta belum mampu menyelesaikan soal matematika dengan alternatif jawaban yang kreatif dan bervariasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan model pembelajaran CPS menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah), menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran CPS dan siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvesional (ceramah). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian quasi eksperimen. Pengambilan data dilakukan dengan tes. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan uji Man-Whitney U Test, dan uji Independent Sampel T-test. Hasil penelitian ini adalah (1) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan model pembelajaran CPS memperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65 dengan rata-rata sebesar 79,52. Kategori tinggi 16%, sedang 72%, dan rendah 12%. (2) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan model pembelajaran konvensional memperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50 dengan rata-rata sebesar 61,19. Kategori tinggi 12%, sedang 72%, dan rendah 12%. (3) hasil uji Man-Whitney U Test dan uji Independent Sampel T-test menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 Maka Ho ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran CPS dan siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional (ceramah).