Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Edukasi Endurance Muscle Activity Terhadap Kelelahan Otot Pristianto, Arif; Tiabarte, Nabila; Fadila, Rasita Hasna ,; Oktaviani, Rika Nur
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses penuaan dapat mengakibatkan adanya perubahan anatomik dan fungsional dari organ-organ tubuh. Kekuatan otot yang menurun merupakan salah satu perubahan yang nyata dan yang dapat dirasakan dari proses penuaan. Penurunan kekuatan otot ini dimulai pada umur 40 tahun dan prosesnya akan semakin cepat pada usia setelah usia 75 tahun. Di dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, kami mengedukasikan kepada ibu-ibu PKK di Desa Sondakan RT 01/RW 11 yang beranggotakan sebanyak 37 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai bahan evaluasi sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Berdasarkan rencana kegiatan ini, target luaran dari pengabdian masyarakat mengenai edukasi Endurance Muscle Activity ini ialah dapat mengetahui dan mengerti terkait cara melakukan latihan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot yang berguna untuk mengurangi tingkat kelelahan otot saat melakukan pekerjaan sehari-hari serta meningkatkan kesadaran. ibu-ibu PKK terhadap pentingnya melatih ketahanan otot dalam aktivitas sehari-hari. Materi yang disampaikan meliputi definisi daya tahan otot, tujuan latihan, bentukbentuk latihan yang dapat dilakukan sehari-hari, serta dosis latihan tersebut. Penulismenyediakan barbel sederhana yaitu dengan mengisi botol kosong dengan pemberat seperti batu dan pasir yang bertujuan untuk mengajarkan kepada anggota PKK bahwa alat-alat sederhana dapat dijadikan alat untuk latihan beban. Setelah diberikan edukasi, didapatkan adanya peningkatan pengetahuan sebesar 30% dengan melakukan perbandingan pemahaman antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Bell’s Palsy di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Rahman, Farid; Tiabarte, Nabila; Habibah, Maryam; Faradilla, Arvindha; Oviandar, Ory Kusti; Sukatwo, S
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bell’s palsy adalah gangguan saraf dimana terjadinya kelemahan atau kelumpuhan saraf perifer dari nervus VII yang penyebabnya belum diketahui secara pasti dengan onset akut dalam waktu 72 jam tanpa adanya penyakit neurologis lainnya. Prevalensi angka kejadian secara global yaitu 15 – 20 per 100.000 dengan 40.000 kasus baru setiap tahun. Prognosis tergantung pada jenis lesi. Sekitar 70% pasien pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan dan 30% pasien tidak pulih sepenuhnya. Seorang perempuan berumur 49 tahun, berprofesi sebagai petani dan muslim, berdomisili di Randulanang, klaten. Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien, ditemukan adanya asimetri pada salah satu sisi wajah terutama mulut yang merot ke kiri, adanya keterbatasan saat mengedipkan mata, keterbatasan bersiul, keterbatasan dalam mengerutkan dahi, tersenyum. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot-otot wajah dan meningkatkan kemampuan fungsional otot-otot wajah. Modalitas fisioterapi yang bisa digunakan untuk menangani problematika pasien bell’s palsy adalah infra red, electrical stimulation, dan massage. Metode yang digunakan berupa rancangan studi kasus tunggal dengan melakukan pengukuran ugo fisch scale dan manual muscle testing yaitu membandingkan antara skor sebelum dan sesudah intervensi. Setelah dilakukan terapi selama 2 kali didapati adanya peningkatan skala ugo fisch scale pada T1 : 54 menjadi T2: 88. Terdapat peningkatan kekuatan otot wajah frontalis pada T1: 1 menjadi T2: 3, otot corrugator supercilii T1: 3 menjadi T2: 5, otot procerus T1: 1 menjadi T2: 3, otot orbicularis oculi T1: 3 menjadi T2: 5, otot nasalis T1: 1 menjadi T2: 3, otot depressor anguli oris T1: 1 menjadi T2: 3, otot orbicularis oris T1: 3 menjadi T2: 5, otot buccinator T1: 1 menjadi T2: 3.