Penyelenggaraan pemeliharaan bangunan gedung sekolah perlu diatur dan dikelola demi kelangsungan dan peningkatan proses pendidikan, sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung sekolah yang fungsional, andal, berjati diri, serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen apa saja yang mengalami kerusakan serta membandingkan estimasi biaya dengan Metode AHSP dan pembobotan pada bangunan SMPN 12 Palangka Raya. Bangunan yang diteliti adalah bangunan yang memiliki kerusakan â¥50% sesuai dengan data yang dimiliki pihak sekolah.Tahapan penelitian ini dimulai dari penentuan objek penelitian, pengumpulan data, Perhitungan Volume kerusakan pada tiap bangunan, kemudian menghitung estimasi biaya dengan Metode Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) dan estimasi biaya berdasarkan bobot komponen bangunan.Dari hasil penelitian didapatkan pada bangunan gedung SMPN 12 Palangka Raya terdapat 6 komponen yang mengalami kerusakan antara lain adalah penutup lantai, finishing dinding, plafon, penutup atap, rangka plafon, listplank,dan dinding. Pada gedung kantor didapatkan volume kerusakan pada tiap komponennya antara lain penutup lantai 7,02 m2, finishing dinding 232,0686 m2, Plafon 75,51 m2, penutup atap 329,1042 m2, dinding 0,136 m2, dan lisplank 110,87 m. Pada gedung bengkel rohani & bank sampah didapatkan volume kerusakan pada tiap komponennya antara lain penutup lantai 22,8 m2, finishing dinding 348,9931 m2, plafon 84 m2, dan rangka plafon 284 m. Estimasi biaya dengan metode AHSP memiliki hasil yang lebih murah dibandingkan dengan metode pembobotan dengan jumlah total estimasi biaya untuk kedua gedungnya adalah berjumlah Rp133.019.408,84 jika dibandingkan dengan metode pembobotan total estimasi biaya untuk kedua gedungnya adalah berjumlah Rp218.692.224,00 dengan persentasi selisih estimasi biaya 24,36%.Kata kunci: Perbandingan, metode, AHSP, Bobot, Komponen