Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRADISI ABHEKALAN (PERTUNANGAN) SEBAGAI UPAYA MENJAGA SILATURAHMI KELUARGA DI DESA KARANGSARI KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG Rofiatul Nurhasanah; Maulidya Saffanah, Winin; Sartika Cahya N; Nur Syifaul Fauziyah
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 4 No 2 (2023): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v4i2.724

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep tradisi Abhekalan (Pertunangan) sebagai upaya menjaga silaturrami dalam keluarga suku Madura. Penelitian dilakukan di Desa Karangsari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokuementasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah bahwa tradisi Abhekalan merupakan suatu kebiasaan menjodohkan atau mengikat dua anak berlainan jenis dalam sebuah ikatan yang mirip dengan pertunangan. Abhekalan di Desa Karangsari ini dilakukan pada anak yang masih memiliki hubungan saudara. Abhekalan bertujuan untuk menjaga garis keturunan, menjaga silaturahmi keluarga dan menjaga harta. Proses tradisi Abhekalan ini diawali dengan tahap Ngen-ngangen atau mengamati, tahap kedua yaitu Mintak atau meminta dan pada tahap ketiga yaitu melamar. Abhekalan ini masih banyak dilakukan masyarakat keturunan suku Madura yang tinggal di Desa Karangsari hingga saat ini.
KEHIDUPAN ETNIS MADURA PASCA KONFLIK DENGAN ETNIS DAYAK TAHUN 1997 DI DESA PAHAUMAN KEC. SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT Juwanda, Juwanda; Maulidya Saffanah, Winin
Maharsi: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi Vol. 1 No. 2 (2019): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : UNIVERSITAS INSAN BUDI UTOMO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v1i2.384

Abstract

Etnis Madura tidak kembali kedaerah asalnya ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal faktor internal ialah faktor keluarga dan faktor eksternal adalah faktor mata pencaharian dan lahan. cara beradaptasi Etnis Madura terhadap masyarakat Dayak melalui dua cara yaitu dengan mempelajari bahasa setempat dan silaturahmi atau mengunjungi tempat tinggal warga sekitar. , kondisi Kalimantan Barat saat ini pada tahun 2018 sudah aman dan tentram kembali aturan-aturan yang awal sudah diberlakukan lagi serta kondisi antara etnis Madura dan etnis Dayak sudah tidak ada rasa benci maupun dendam.