This research is motivated by a chronic problem in non-medical logistics management at Siti Fatimah Regional Hospital, namely the simultaneous occurrence of stock-outs and overstocks, indicating systemic weaknesses. Unlike studies that focus on inventory, this study aims to analyze the root causes of the imbalance in the logistics planning system in the Household Department. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through in-depth interviews, observations, and documentation studies, then analyzed based on the four management functions: planning, organizing, directing, and supervising. The results reveal a paradox: the directing and supervising functions perform remarkably well thanks to participatory leadership and highly motivated staff. However, these strengths only serve as compensatory mechanisms for fundamental weaknesses in the traditional planning function and, most critically, in the organizing function, which is hampered by inadequate warehouse infrastructure and information systems. It is concluded that current operational success is driven more by human factors than by system efficiency, an unsustainable situation that requires strategic investment in integrated information systems and infrastructure modernization. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kronis dalam manajemen logistik nonmedik di RSUD Siti Fatimah, yaitu terjadinya kekosongan stok (stock out) dan kelebihan stok (over stock) secara bersamaan, yang mengindikasikan adanya kelemahan sistemik. Berbeda dari studi yang berfokus pada inventaris, penelitian ini bertujuan menganalisis akar masalah pada sistem perencanaan logistik di Bagian Rumah Tangga untuk mengidentifikasi penyebab fundamental ketidakseimbangan tersebut. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis berdasarkan empat fungsi manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Hasil penelitian mengungkap sebuah paradoks: fungsi pengarahan dan pengawasan berjalan sangat baik berkat kepemimpinan partisipatif dan staf yang bermotivasi tinggi. Namun, kekuatan ini hanya berfungsi sebagai mekanisme kompensasi atas kelemahan fundamental pada fungsi perencanaan yang masih tradisional dan, yang paling kritis, pada fungsi pengorganisasian yang terhambat oleh infrastruktur gudang serta sistem informasi yang tidak memadai. Disimpulkan bahwa keberhasilan operasional saat ini lebih ditopang oleh faktor manusia daripada efisiensi sistem, sebuah kondisi yang tidak berkelanjutan dan memerlukan investasi strategis pada sistem informasi terintegrasi serta modernisasi infrastruktur.