Penelitian ini dilatar belakangi perubahan kurikulum yaitu kurikulum merdeka yang bertujuan bukan hanya meningkatkan bidang akademik dan nilai karakter serta bakat yang dimiliki siswa. Pada kurikulum merdeka modul ajar SBdP berdiri sendiri. Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan implementasi pembelajaran seni rupa pada kurikulum merdeka dan hambatan implementasi pembelajaran seni rupa pada kurikulum merdeka. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan mengambil data secara langsung berupa observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang bersifat sesungguhnya. Adaptasi kurikulum menjadi sebuah tantangan bagi seluruh warga sekolah. Salah satunya pembelajaran seni rupa yang memiliki hambatan tidak adanya guru seni di sekolah dan media pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan pembaruan kurikulum merdeka membantu kegiatan seni rupa melalui pengembangan projek penguatan profil pancasila (P5) dimana siswa bukan hanya mempelajari dasar seni rupa yang meliputi bentuk dan warna tetapi juga kegunaan yang diperoleh dari pemanfaatan barang bekas sehingga memiliki nilai lebih. Kurikulum merdeka dan seni rupa memberi edukasi pengembangan bakat yang dapat berguna di lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah dapat berjalan dengan baik dikarenakan kordinasi, komunikasi dan kerjasama pihak sekolah dengan wali murid dalam beradaptasi dan mengembangkan kurikulum merdeka. Kesimpulan dalam penelitian ini kurikulum merdeka dalam pembelajaran seni rupa menjadi jembatan siswa dalam meningkatkan kreativitas yang dimilik untuk menghasilkan karya seni rupa dengan memanfaatkan barang bekas disekitar menjadi barang yang bukan hanya memiliki nilai keindahan tetapi nilai fungsi atau seni rupa.