Astuti, Ani
STIKES Harapan Ibu Jambi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR RESIKO INFARK MIOKARD DI KOTA JAMBI Astuti, Ani; Maulani, Maulani
Jurnal Endurance Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.385 KB) | DOI: 10.22216/jen.v3i1.2736

Abstract

Myocardial infarction is a disease caused by blood supply decreased due to narrow of the coronary arteries due to atherosclerosis critical or total blockage of a coronary artery by an embolus or thrombus. Statistics have shown that myocardial infarction was the leading cause of death in many countries. The purpose of this study was to determine the link between hypertension and cholesterol with the incidence of myocardial infarction. This study is a quantitative observational study using a retrospective case-control design. 62 patients treated at the Clinic Heart Hospital Raden Mattaher Jambi last year, which consisted of 31 cases and 31 controls, with purposive sampling and then searched for patient medical record data. Based on the results of the study respondents with hypertension amounted to 69.4%, while respondents with high triglycerides amounted to 51.6%, and based on the results of research there is a significant links between hypertension with values (p = 0.006 <0.05 and OR = 6.328, 95% Cl = 1.787 to 22.409) and cholesterol values (p = 0.022 <0.05, and OR = 3.818, 95% CI = 1.332 to 10.942). This research has shown that hypertension and cholesterol have contrubuted to leading myocardial infarction and people who had  hypertension and hight cholesterol risk to  myocardial infarction. Infark miokard adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan suplai darah akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri koroner oleh embolus atau trombus. Data statistik menunjukkan bahwa penyakit jantung infark miokard merupakan penyebab utama kematian di banyak negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dan kolesterol dengan kejadian infark miokard. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat observasional menggunakan rancangan kasus kontrol secara retrospektif  62 pasien yang berobat di Poliklinik Jantung RSUD Raden Mattaher Jambi setahun terakhir yag menjadi sampel dalam penelitian ini, yang terdiri dari 31 kasus dan 31 kontrol, diambil secara purposive sampling kemudian ditelusuri data catatan medik pasien. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi, Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi- square. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan hipertensi berjumlah 69,4%, sedangkan responden dengan trigliserida tinggi berjumlah 51,6% dan berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan bermakna antara hipertensi dengan nilai (p=0,006<0,05 dan OR=6,328, 95% Cl = 1,787-22,409) dan kolesterol dengan nilai (p=0,022<0,05, dan OR=3,818, 95% Cl = 1,332-10,942). Penelitian ini menunjukkan hipertensi dan kolesterol memiliki kontribusi terhadap kejadian infark miokard dan orang dengan hipertensi dan kolesterol tinggi mempunyai resiko untuk menderita infark miokard.
PANGAN INDEKS GLIKEMIK TINGGI DAN GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II Astuti, Ani; Maulani, Maulani
Jurnal Endurance Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.672 KB) | DOI: 10.22216/jen.v2i2.1956

Abstract

Kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus (DM) dapat dikendalikan melalui pengelolaan pilar DM, salah satunya adalah pengaturan konsumsi makanan Indeks Glikemik tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi pangan indeks glikemik tinggi dengan kadar gula darah pasien DM Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Jambi Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada 16 Mei s/d 30 Juni 2016, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dengan jumlah sampel 90 orang. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner, data yang telah terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square test). Sebanyak 43 (67,2%) responden dengan kadar gula darah tinggi dan sebanyak 21 (32,8%) kadar gula darah normal. Sebagian besar responden memiliki kebiasaan konsumsi pangan Indeks Glikemik (IG) tinggi dengan kategori sering yaitu 42 (65,5%). Analisis chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan konsumsi pangan IG tinggi dengan kadar gula darah pasien DM tipe II (p=0,016). Diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan kegiatan konseling dan penyuluhan kepada pasien atau keluarga pasien tentang pengendalian kadar glukosa darah melalui pengaturan konsumsi pangan IG tinggi. Blood glucose levels in patients with Diabetes Mellitus (DM) can be controlled through the management of DM pillars, one of which is sett  a high Glycemic Index food consumption. This study aims to determine the relationship of food consumption habits of a high glycemic index blood sugar levels in patients with diabetes mellitus type II health center IV Sipin Simpang Jambi City Jambi year 2015. This study is a quantitative research with cross sectional design. The research was conducted on May 16 s / d June 30, 2016, with  accidental sampling technique and  sample size of 90 people. Data were collected by interview using a questionnaire, collected data was analyzed using univariate and bivariate (chi-square test). A total of 43 (67.2%)s of respondents with high blood sugared levels and 21 (32.8%) normal blood sugar levels. Most respondents had food consumption habits of the Glycemic Index (GI) is high with frequent category is 42 (65.5%). Chi-square analysis showed that there is a significant correlation between high GI food consumption habits of blood sugar levels of type II DM patients (p = 0.016). Expect health centers could increase counseling and education to the patient or the patients family regarding the control of blood glucose levels through setting high GI food consumption.
TIGA FAKTOR PENGGUNAAN OBAT HERBAL HIPERTENSI DI KOTA JAMBI Astuti, Ani
Jurnal Endurance Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.709 KB) | DOI: 10.22216/jen.v1i2.991

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan pengobatan yang berkesinambungan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan menggunakan obat herbal. Penggunaan  obat herbal sangat bergantung pada pengetahuan, sikap, dan peran perawat agar penggunaan obat herbal dapat digunakan secara tepat dan benar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi tiga faktor penggunaan obat herbal hipertensi di puskesmas Putri Ayu Jambi dengan sampel berjumlah 82 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional random sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariate.Dari hasil uji statistik univariat diketahui sebanyak 47 (57,3%) responden menggunakan obat herbal,  sebanyak 49 (59,8%) memiliki pengetahuan rendah, sebanyak 44 (53,7%) memiliki sikap yang negatif dan sebanyak  47 (62,2%) mengatakan peran perawat kurang baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan (P value 0,011), sikap P value 0,003 dengan penggunaan obat herbal dan tidak ada hubungan yang bermakna antara peran perawat dengan penggunaan obat herbal hipertensi dengan P value 0,132.  Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap masyarakat memiliki kontribusi terhadap penggunaan obat herbal pada pasien hipertensi sedangkan peran perawat tidak memiliki makna secara signifikan terhadap penggunaan obat herbal pada pasien hipertensi. Hypertension is a degenerative disease that requires continuous treatment to minimize the occurrence of complications. Treatment of hypertension can be done in various ways one of them with the use of herbal medicine. The use of herbal medicine relies heavily on knowledge, attitudes, and the role of nurses to the use of herbs can be used appropriately and correctly. This research is a quantitative research with a cross sectional approach that aims to identify three factors use of herbal medicines in health centers hypertension Putri Ayu Jambi sample of 82 people. Sampling was done by proportional random sampling. Data analysis was performed using univariate and bivariate.Dari univariate statistical test known as much as 47 (57.3%) of respondents using herbal medicine, 49 (59.8%) had low knowledge, a total of 44 (53.7%) had the attitude that negative and as many as 47 (62.2%) said that the role of the nurse is not good. Based on the results of the bivariate analysis showed no significant relationship between knowledge (p-value 0.011), attitude P value 0,003 with the use of herbal medicine and there is no significant relationship between the role of nurses with the use of herbal remedies hypertension with P value 0.132. This study showed that the knowledge and attitudes of society have contributed to the use of herbal medicines in patients with hypertension, while the role of nurses does not have significant meaning to the use of herbal medicines in patients with hypertension.