Alfikia, Alfikia
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kampanye Indonesia Bebas Sampah 2025 di SMK Negeri 1 Meulaboh Menggunakan Teknik Komunikasi Persuasif Zuhri, Al; Manurung, Lora Regina; Rahayu, Ulfa; Alfikia, Alfikia; Berutu, Wira Siti Anisah; Riska, Riska
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v2i1.9896

Abstract

Orientasi dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa agar peka terhadap kebersihan lingkungan dengan sanitasi sederhana yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Pelaksanaannya dilakukan secara kolaborasi antara dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Teuku Umar dari angkatan 2021. Kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu, 19 November 2022 ini menjadikan SMK Negeri 1 Meulaboh, Jalan Bakti Pemuda, Gampong Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat sebagai target pengabdian. Adapun yang menjadi subjek dari kegiatan ini adalah para siswa dari kelas XI, Jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) yang terdiri dari dua kelas yaitu OTKP 1 dan 2 dengan jumlah siswanya adalah 30 orang. Pengabdian mengenai kebersihan lingkungan ini dilakukan dengan metode kampanye melalui teknik komunikasi persuasif yang meliputi integrasi, asosiasi, pay off, dan fear arousing. Rangkaian perjalanan pengabdian dilaksanakan dengan: (1). Mengutip sampah di sekitar kelas terlebih dahulu, (2). Memberikan pre test sebelum melakukan kampanye untuk mengukur pengetahuan siswa, (3). Memaparkan materi kampanye Indonesia Bebas Sampah 2025, dan (4). Membagikan post test kepada para siswa sebagai penilaian dan evaluasi akhir dari pengabdian yang dijalani. Hasilnya ditemukan bahwa dari 30 siswa SMK Negeri 1 Meulaboh yang menjadi peserta kampanye, semuanya sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang sampah mulai dari cara mengidentifikasi jenisnya, dampak yang ditimbulkan dari buang sampah sembarangan, malahan sampai dengan pemahaman mengenai cara mengolah sampah menjadi barang-barang estetis bahkan komersial. Artinya, siswa memiliki pengetahuan yang baik dan mendasar tentang sampah. Kemudian, meski total dari siswa sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang sampah, akan tetapi di lapangan mulai dari observasi awal sampai dengan hari pengabdian dilakukan, tim kami mendapati bahwa masih saja ada sampah berserakan. Artinya, di sini masih ada permasalahan, yaitu kurangnya kesadaran dan keseriusan dari siswa. Dengan kondisi tersebut, tim memutuskan untuk memfokuskan pemberian materi pada revitalisasi pemahaman, kesadaran, kepekaan, dan kepedulian siswa melalui kampanye intens seperti gebrakan yang tim rintis.