Kota Yogyakarta menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan terendah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun demikian, jika dibandingkan dengan beberapa kota yang ada di Pulau Jawa, Kota Yogyakarta sebagai daerah perkotaan justru menjadi kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi. Kemiskinan di wilayah perkotaan tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor urbanisasi menjadi penyebab paling umum terjadinya kemiskinan di wilayah perkotaan. Selain itu, karakteristik wilayah dan sosial budaya dapat menyebabkan adanya perbedaan kondisi kemiskinan di masing-masing kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola persebaran penduduk miskin di Kota Yogyakarta secara spasial menggunakan beberapa atribut geografis. Penelitian ini menggunakan data individu penduduk miskin yang bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kota Yogyakarta tahun 2023 dengan jumlah 29.481 sasaran penduduk miskin. Menggunakan metode Average Nearest Neighbor dan deskriptif spasial, dapat diketahui bahwa pola persebaran penduduk miskin di Kota Yogyakarta terjadi secara berkelompok (clustered). Selain itu, persebaran penduduk miskin juga berada di daerah pinggiran kota, mengikuti aliran sungai, dan cenderung lebih banyak di bagian selatan Kota Yogyakarta.