Stuntingmasih menjadi masalah gizi prioritas. Pemerintah menargetkan prevelensi stunting di Indonesia Tahun 2024yakni dibawah 14 %. Masih tingginya kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas wire sebanyak 24,43%. Angkatersebut ada di atas provinsi yaitu 23,5% dan nasional 24,4%. Peran kader kesehatan sangat penting untuk pencegahanterjadinya stunting dengan melakukan deteksi dini antara lain melakukan pendataan balita,pengukuran antropometridan mencatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Tujuan penelitian mendreskripsikan peran kader dalam deteksi dinistunting pada balita di desa tunah dan ngino wilayah kerja puskesmas wire kabupaten tuban. Desain Penelitian inideskriptif, pendekatan dengan crosssectional . Populasinya seluruh kader yang ada di desa tunah dan ngino yangberjumlah 40 kader. Besar sampel 40 kader. Teknik sampling yang diguna kan adalah Total sampling. Variabelpenelitiannya peran kader dalam deteksi dini stunting . Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Datadi analisa dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menujukkan sebagian kecil (25%) balitamengalami stunting. sebagian kecil (5%) peran kader kurang dalam pendataan balita, Sebagian kecil ( 2%) peran kaderkurang dalam pengukuran antropometri, sebagian kecil ( 7%) pera n kader kurang dalam pengisian KMS. Hal inimenunjukkan bahwa peran kader dalam deteksi dini stunting sebagian kecil masih kurang namun masih perluditingkatkan agar peran kader yang kurang dapat lebih optimal sehingga da pat mengurangi angka kejadian stuntingpada balita.