Di Indonesiastunting menjadi masalah gizi prioritas. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di Indonesia turunmenjadi di bawah 14% pada 2024. Dimasyarakat terdapat persepsi stunting disebabkan faktor yang dibawa dari lahirdan tidak bisa diubah. Kesalahpahaman tersebut membuat orangtua bersikap pasif. Individu akan melakukan sesuatuji ka ia menginginkannya, untuk itu individu membentuk niat. Sedangkan niat diasumsikan sebagai penangkapmotivasi yang mempengaruhi perilaku. Tujuan penelitian mengetahui hubungan faktor niat ibu dengan upayapencegahan kejadian stunting pada balita didesa tunah wilayah kerja puskesmas wire. Desain penelitian analitikkolerasi dengan pendekatan Crossectional. Populasi penelitian s eluruh ibu yang memliki balita sebanyak 380 ibudengan sampel 195 ibu. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Variabel Independen faktor niat ibudan variabel dependen upaya pencegahan kejadian stunting. Cara pengambilan data dengan kuesioner kemudiandilakukan pengolahan data dan diuji menggunakan uji korelasi “ chi square” Hasil penelitian didapatkan sebagiankecil (10%) ibu memiliki niat kurang, sebagian besar (54%) memiliki niat ba ik dan sebagian kecil (9%) upayapencegahan kejadian stunting kurang, sebagian besar (54%) upaya pencegahan kej adian stunting cukup. Pada balitasebagian kecil (23%) stunting, dan hampir seluruhnya (77%) tidak stunting. hasil uji korelasi “ chi square” didapatkanp = 0,000 < 0,05 terdapat hubungan antara antara faktor niat ibu dengan upaya pencegahan kejadian stuntingPeningkatan upaya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan evaluasi atau pemantauan konsumsi tablet tambahdarah melalui kelas ibu hamil setiap satu bulan sekali oleh bidan desa, pendidikan kesehatan upaya pencegahankejadian stunting pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis dengan kunjungan rumah satu bulan seka lioleh petugas kesehatan.