Susanti, Dwi Oktavia
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Alegori Cinta, Kematian, dan Politik dalam Puisi “The Phoenix and the Turtle” Karya William Shakespeare Susanti, Dwi Oktavia; Gusthini, Misyi
Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran Vol. 5 No. 1 (2025): Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Publisher : Bale Literasi: Lembaga Riset, Pelatihan & Edukasi, Sosial, Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/alinea.v5i1.1374

Abstract

Penelitian ini menganalisis puisi “The Phoenix and the Turtle” karya William Shakespeare melalui pendekatan hermeneutik dan semiotik-alegoris untuk mengungkapkan lapisan representasi makna yang tersembunyi di balik simbolisme dan struktur puitiknya. Puisi ini merepresentasikan cinta spiritual antara Phoenix dan Turtle Dove yang secara alegoris dihubungkan dengan figur historis Ratu Elizabeth I dan Robert Devereux (Earl of Essex). Berpegang pada pendekatan teori alegori milik (BLOOMFIELD, 1987), retorika politik menurut (Leopold dkk., 2020), serta pemikiran representasi metafisik oleh (Tregear, 2023), penelitian ini menunjukkan bahwa puisi tersebut tidak hanya menceritakan kisah cinta tragis namun juga merupakan kritik terhadap relaitas politik dan eksistensial pada masa Elizabethan. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang menelaah struktur simbolik, makna metaforis dan konteks historik. Temuan utama mengungkap cinta ideal sebagai entitas transenden yang direfleksikan dalam puisi ini, sekaligus digambarkannya kematian nilai-nilai luhur yang tidak dapat bertahan dalam dunia yang dikungkung oleh logika kekuasaan. Bagian “Threnos” dalam puisi ini menegaskan kegagalan “Reason” nalar untuk memahami cinta sejati, sehingga puisi ini tampil sebagai eksperimen estetis-filosofis yang mempertanyakan kemampuan alegori dan bahasa dalam mengungkapkan kebenaran spiritual. Dengan demikian, “The Phoenix and the Turtle” bukan hanya sebagai elegi cinta namun juga sebagai kritik terhadap batas-batas rasionalitas dan dunia representasi itu sendiri.