Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Bengawan Solo: Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta

Model Pengelolaan Sampah Organik Berbasis Maggot dalam Kerangka Ekonomi Sirkular di Kota Surakarta Widiyanto, Herri; Yusmaman, Waringin Margi; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.81

Abstract

Pengelolaan sampah organik merupakan tantangan yang signifikan di berbagai kota, termasuk Kota Surakarta. Seiring dengan meningkatnya populasi dan konsumsi, volume sampah organik juga semakin meningkat. Pendekatan tradisional dalam pengelolaan sampah seringkali tidak efektif, sehingga diperlukan inovasi yang dapat mendukung keberlanjutan lingkungan dan mempromosikan ekonomi sirkular. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah pemanfaatan maggot, terutama dari jenis Black Soldier Fly (BSF), dalam proses pengelolaan sampah organik. Model pengelolaan sampah organik berbasis maggot dapat mengurangi volume sampah secara signifikan, sekaligus menghasilkan produk yang bernilai, seperti pakan ternak dan pupuk organik. Proses ini melibatkan beberapa tahap, dimulai dari pengumpulan sampah organik, pengolahan menggunakan maggot, hingga pemanfaatan hasil akhir. Maggot mampu menguraikan sampah organik dengan cepat dan efisien, mengubahnya menjadi biomassa yang berguna. Selain itu, pemanfaatan maggot dalam pengelolaan sampah sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular, yang berfokus pada pengurangan limbah, penggunaan kembali, dan daur ulang material. Dalam konteks Kota Surakarta, penerapan model ini dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat, pengusaha lokal, dan pemerintah daerah. Edukasi tentang manfaat dan cara pengelolaan sampah organik berbasis maggot perlu disebarluaskan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, kerjasama antara berbagai pihak juga penting untuk membangun infrastruktur yang mendukung, seperti tempat pengolahan sampah yang dilengkapi dengan fasilitas untuk budidaya maggot. Studi pustaka ini menyajikan analisis berbagai literatur yang menjelaskan tentang keberhasilan model pengelolaan sampah organik berbasis maggot di berbagai daerah. Ditemukan bahwa pendekatan ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model ini, Kota Surakarta dapat meningkatkan kualitas lingkungan, mengurangi pencemaran, serta menciptakan lapangan kerja baru melalui pengembangan usaha berbasis maggot. Kesimpulannya, pengelolaan sampah organik berbasis maggot merupakan langkah strategis dalam mencapai tujuan ekonomi sirkular di Kota Surakarta. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Selanjutnya, pengembangan kebijakan yang mendukung implementasi model ini menjadi kunci untuk keberhasilan pengelolaan sampah organik di Kota Surakarta. Melalui kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan pengelolaan sampah organik dapat menjadi contoh yang baik untuk daerah lain di Indonesia.
Urgensi Reduksi Sampah Organik Sebelum Dibuang Ke TPA dalam Kerangka Ekonomi Sirkular di Kota Surakarta Yusmaman, Waringin Margi; Widiyanto, Herri; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.82

Abstract

Permasalahan sampah organik di Kota Surakarta semakin mendesak untuk ditangani secara berkelanjutan guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu solusi yang relevan dalam konteks ini adalah penerapan ekonomi sirkular, yang menekankan pentingnya pengelolaan limbah secara efektif sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Penelitian ini mengkaji urgensi reduksi sampah organik sebelum sampai ke TPA dalam kerangka ekonomi sirkular, dengan menggunakan metode studi pustaka. Melalui kajian literatur, diidentifikasi berbagai pendekatan dan strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah sampah organik yang berakhir di TPA, termasuk melalui pemanfaatan teknologi pengomposan, biokonversi dengan maggot, dan optimalisasi proses daur ulang organik. Penelitian ini menemukan bahwa pendekatan ekonomi sirkular memberikan kerangka kerja yang ideal untuk mengelola limbah organik karena bertujuan untuk memperpanjang siklus hidup material, meminimalkan limbah, serta memaksimalkan nilai ekonomi dari limbah tersebut. Di Kota Surakarta, terdapat tantangan dalam pengelolaan sampah organik, terutama dalam hal infrastruktur dan kesadaran masyarakat. Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik di sumbernya akan meningkatkan beban di TPA, menyebabkan produksi gas metana yang berbahaya bagi lingkungan dan mempercepat laju kerusakan lahan. Reduksi sampah organik sebelum dibuang ke TPA dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas dan teknologi. Pemanfaatan metode seperti pengomposan di skala rumah tangga atau komunal, serta inovasi penggunaan maggot dalam penguraian sampah organik, berpotensi besar untuk diimplementasikan di Surakarta. Dalam kerangka ekonomi sirkular, sampah organik dapat diolah menjadi produk bernilai tambah seperti pupuk kompos atau pakan ternak, sehingga menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, edukasi dan partisipasi masyarakat memegang peranan penting dalam mengubah perilaku terkait pemisahan dan pengelolaan sampah organik di tingkat rumah tangga. Kajian ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengimplementasikan strategi-strategi pengelolaan sampah organik berbasis ekonomi sirkular. Penerapan kebijakan yang mendukung, seperti insentif untuk pengolahan sampah organik dan regulasi yang mewajibkan pemisahan sampah, akan memperkuat sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan. Pemerintah Kota Surakarta perlu memprioritaskan investasi pada infrastruktur pengelolaan limbah yang ramah lingkungan serta memfasilitasi inisiatif-inisiatif lokal yang mendukung pengurangan sampah organik sebelum mencapai TPA. Secara keseluruhan, kajian ini menyimpulkan bahwa reduksi sampah organik sebelum dibuang ke TPA sangat penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal di Kota Surakarta. Implementasi kerangka ekonomi sirkular memungkinkan terwujudnya sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien, mengurangi dampak negatif limbah organik terhadap lingkungan, serta menciptakan peluang ekonomi baru. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk segera menerapkan strategi-strategi pengelolaan sampah organik berbasis sirkular di Surakarta guna mencapai target pengurangan sampah dan mendukung pembangunan berkelanjutan di kota tersebut.
Bahaya Lingkungan Pada Open Dumping Sampah Organik Perkotaan Yusmaman, Waringin Margi; Widiyanto, Herri; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 2 No. 2 (2023): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v2i2.83

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk di kawasan perkotaan seiring dengan perkembangan ekonomi menyebabkan produksi sampah organik meningkat secara signifikan. Open dumping, atau pembuangan sampah secara terbuka, masih menjadi salah satu metode pengelolaan sampah yang banyak digunakan di kota-kota besar di Indonesia. Metode ini, meskipun mudah dan murah, menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sampah organik yang dibiarkan menumpuk di tempat pembuangan terbuka tanpa pengelolaan yang baik akan mengalami proses dekomposisi secara anaerobik, yang menghasilkan gas metana (CH4), salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, cairan leachate yang dihasilkan dari pembusukan sampah dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah serta sumber air bersih di sekitarnya. Kondisi ini sangat membahayakan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pembuangan, terutama di wilayah perkotaan yang padat penduduk. Selain risiko pencemaran air, penumpukan sampah organik di tempat terbuka juga memicu berkembangnya vektor penyakit, seperti lalat dan tikus, yang dapat menyebarkan berbagai penyakit menular. Studi pustaka ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh praktik open dumping sampah organik di kawasan perkotaan. Penelitian ini memanfaatkan berbagai literatur dan penelitian sebelumnya yang terkait dengan dampak lingkungan dari pengelolaan sampah organik yang tidak memadai. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan, ditemukan bahwa open dumping sampah organik tidak hanya berdampak pada kualitas udara dan air, tetapi juga memengaruhi ekosistem secara keseluruhan. Kualitas udara menurun akibat emisi gas rumah kaca dan senyawa organik yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah. Polusi udara yang dihasilkan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pernapasan bagi masyarakat, terutama di wilayah perkotaan yang memiliki tingkat polusi tinggi. Di samping itu, pencemaran air akibat leachate yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air dan merusak habitat flora dan fauna. Di sisi lain, praktik open dumping juga memberikan dampak negatif terhadap keberlanjutan ekonomi kota. Pengelolaan sampah yang tidak efektif menyebabkan biaya kesehatan meningkat karena tingginya kasus penyakit yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan. Selain itu, tanah yang tercemar oleh leachate memerlukan biaya rehabilitasi yang besar agar bisa kembali berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang lebih berkelanjutan dalam mengelola sampah organik, seperti penerapan teknologi pengolahan sampah menjadi biogas atau kompos, yang dapat mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan kebijakan yang lebih ketat dalam pengelolaan sampah organik, terutama di kawasan perkotaan yang padat penduduk, serta edukasi yang lebih mendalam bagi masyarakat mengenai bahaya lingkungan dari praktik open dumping. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan publik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi dan praktisi dalam memahami dan mencari solusi yang tepat terhadap masalah pengelolaan sampah organik di perkotaan. Upaya pengelolaan sampah yang lebih baik tidak hanya akan melindungi lingkungan dari degradasi, tetapi juga mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.