Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis unsur-unsur semiotika yang terdapat dalam naskah drama Perahu Retak karya Emha Ainun Nadjib. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dialog dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam drama tersebut. Melalui pendekatan semiotika, penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa tidak hanya bersifat lisan, tetapi juga dapat disampaikan melalui penanda dan petanda yang memiliki makna tertentu. Perahu Retak menggambarkan konflik sosial dan dan spiritual yang terjadi di masa awal Kerajaan Mataram melalui simbolisme yang mendalam dan kritik sosial yang tajam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik simak dan catat. Peneliti mencermati dialog-dialog dan tindakan para tokoh yang mengandung makna simbolik untuk kemudian dianalisis menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes. Hasil analisis menunjukkan bahwa naskah ini memuat berbagai tanda linguistik dan non-linguistik yang menyiratkan pertarungan antara kekuasaan duniawi dan nilai-nilai spiritual. Simbol-simbol seperti “harimau dalam kandang”, “perahu retak”, hingga lirik-lirik tembang yang dilantunkan oleh para santri menggambarkan kondisi sosial-politik dan dan refleksi spiritual masyarakat pada masa itu. Unsur semiotika digunakan untuk memperkuat pesan moral dan kritik sosial yang disampaikan oleh pengarang secara eksplisit namun kuat dalam narasi drama.