Penderita diabetes melitus memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat sehingga menyebabkan penyakit TBC latennya menjadi TBC aktif. Dibandingkan orang tanpa DM, penderita DM mempunyai risiko dua hingga tiga kali lebih tinggi terkena tuberkulosis. Kesalahan kegagalan sistem pemeliharaan tubuh dalam kejadian infeksi paru pada penderita DM, paru mengalami gangguan fungsi pada epitel pernapasan dan juga motilitas silia. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan asuhan keperawatan pada pasien TB dan diabetes melitus dengan masalah defisit nutrisi. Hasil penelitian yaitu pada semua klien, manajemen nyeri dilakukan untuk mengurangi gejala yang dialami, seperti gastritis pada Klien 1 dan Klien 2, serta untuk meredakan nyeri pada Klien 3 hingga Klien 6. Pemantauan gula darah yang ketat dan pengaturan terapi insulin sangat penting untuk mengendalikan DM tipe 2 pada semua pasien. Peningkatan asupan nutrisi dan pemantauan status nutrisi juga merupakan intervensi utama untuk menangani penurunan berat badan yang signifikan. Selain itu, pencegahan infeksi dan dehidrasi dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut. Manajemen pernapasan, termasuk oksigenasi dan posisi tidur semi-Fowler, diterapkan pada Klien 3 hingga Klien 6 untuk membantu mengatasi gejala respirasi. Pemantauan fungsi paru-paru dilakukan secara khusus pada Klien 5 dan Klien 6 serta 7. Kesimpulannya pasien diberikan edukasi mengenai lima pilar diabetes mellitus yang mencakup manajemen pola makan, aktivitas fisik, pemantauan gula darah, terapi obat, dan edukasi berkelanjutan. Pasien juga mendapatkan informasi tentang makanan yang harus dihindari, dikurangi, dan yang boleh dikonsumsi untuk membantu mengatur pola makan dalam mengelola diabetes mereka.