Prevalensi angka stunting di Kabupaten Garut pada tahun 2021 sebesar 35%. Stunting menimbulkan dampak yang dapat berkurangnya mutu sumber daya manusia serta keproduktifannya. Faktor penyebab stunting diantaranya PHBS yang kurang tepat, pemberian ASI eksklusif dan riwayat penyakit infeksi. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanggulangan kasus stunting dengan memenuhi intervensi gizi spesifik meliputi suplementasi gizi makro serta mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit infeksi, riwayat ASI eksklusif dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan metode deskrptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita umur 24 – 59 bulan. Sampel dalam penelitain sebanyak 96 orang berdasarkan perhitungan Lameshow dengan teknik sampel menggunakan accidental sampling. Instrument yang digunakan berupa kuesioner yang telah di uji Validitas dan Reliabilitas. Analisis data menggunakan uji Chy Square Test. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar balita yaitu sebanyak 58,3% tidak mengalami stunting, 72,9% tidak memiliki riwayat penyakit infeksi, 54,2% tidak memiliki riwayat ASI eksklusif, dan 52,1% sehat madya. Hasil analisis bivariat menunjukkan riwayat penyakit infeksi dengan p-value 0,030, riwayat ASI eksklusif dengan p-value 0,005 dan PHBS dengan p-value 0,000. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi, riwayat ASI eksklusif dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap kejadian stunting pada balita. Diharapkan ibu yang mempunyai balita supaya lebih aktif mengikuti kegiatan posyandu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita sehingga dapat melakukan pencegahan stunting.