Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENJADI ORANG TUA BIJAK DI ERA DIGITAL: PSIKOEDUKASI ORANG TUA SISWA SEKOLAH KRISTEN YUSUF Sahrani, Riana; Mursalim, Tania; Imanuel , Dastin
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v5i1.6590

Abstract

The challenges of parenting children and adolescents in the digital era are becoming increasingly complex, particularly regarding the use of digital technology, which is not matched by adequate parenting literacy among parents. Parents often struggle to decide between being a “good” or a “right” parent when dealing with their children's digital behavior. This community service program aimed to enhance parents' capacity to establish healthy, adaptive, and empathetic digital parenting practices. Unlike similar programs that focus solely on device control and screen-time limitations, this activity introduced a reflective and comprehensive psychoeducational approach by integrating digital literacy, empathetic communication, emotional regulation, and stress management strategies. The seminar was delivered by lecturers and graduate students from the Faculty of Psychology, Tarumanagara University, through three stages: pre-test, material delivery, case discussion, and post-test. The pre-test results from 27 participants showed an average score of 86, which increased to 94 in the post-test completed by 10 participants, along with a decrease in standard deviation from 13.34 to 10.75. These results indicate that the reflective psychoeducational approach successfully improved participants’ understanding in a more evenly distributed and in-depth manner. In conclusion, a reflective and case-based psychoeducation model can serve as an effective intervention to better prepare parents to face the challenges of raising adolescents wisely and with digital awareness. ABSTRAK Tantangan pengasuhan anak dan remaja di era digital semakin meningkat, khususnya dalam penggunaan teknologi digital yang belum diimbangi dengan literasi pengasuhan yang memadai di kalangan orang tua. Orang tua sering kali kebingungan dalam menentukan sikap antara menjadi “baik” atau “benar” dalam menghadapi dinamika perilaku anak di dunia digital. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam membangun pola pengasuhan digital yang sehat, adaptif, dan empatik. Berbeda dari kegiatan sejenis yang hanya menekankan pada kontrol perangkat dan pembatasan waktu layar, kegiatan ini menawarkan pendekatan reflektif dan menyeluruh melalui seminar psikoedukatif yang mengintegrasikan aspek literasi digital, komunikasi empatik, regulasi emosi, dan strategi pengelolaan stres. Seminar dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Magister Psikologi Universitas Tarumanagara dalam tiga tahapan: pre-test, penyampaian materi, diskusi kasus, dan post-test. Hasil pre-test dari 27 peserta menunjukkan skor rata-rata 86, yang meningkat menjadi 94 pada post-test dari 10 peserta, dengan penurunan standar deviasi dari 13,34 menjadi 10,75. Hasil ini menunjukkan bahwa pendekatan reflektif dalam psikoedukasi dapat meningkatkan pemahaman orang tua secara lebih merata dan mendalam. Kesimpulannya, psikoedukasi berbasis refleksi dan studi kasus nyata dapat menjadi model intervensi yang efektif untuk meningkatkan kesiapan orang tua dalam menghadapi tantangan pengasuhan remaja di era digital secara lebih bijaksana dan sadar teknologi.
INTERVENSI MENDONGENG CERITA RAKYAT UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME ANAK DI PANTI ASUHAN Imanuel , Dastin; Billy Nugroho; Daffydd Kenneth; Alessandro Bernard; Wiradika; Sri Tiatri
Jurnal Serina Abdimas Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v3i1.33849

Abstract

This study aims to address the decline in the sense of nationalism among children in orphanages through the intervention of storytelling folk tales rich in Pancasila values. The methodology employed involves pre-test and post-test measures to assess changes in nationalism attitudes before and after the intervention. The intervention consisted of screening folk tale films, such as Lutung Kasarung and Si Pitung, followed by traditional storytelling and a psychoeducation session themed "Learning Pancasila Values and Love for the Homeland Through Folk Tales." The results indicate a significant increase in the children's nationalism attitudes following the intervention, with the average pre-test score rising from 70.7 to 105.0 in the post-test, as demonstrated by the paired sample t-test. This evidence supports the effectiveness of folk tale-based interventions in enhancing the nationalism spirit among children. The study contributes to the development of character education grounded in folk tales, providing practical insights for educators and caregivers in orphanages to instill Pancasila values and nationalism from an early age. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi penurunan semangat nasionalisme di kalangan anak-anak panti asuhan melalui intervensi mendongeng cerita rakyat yang sarat dengan nilai-nilai Pancasila. Metode yang digunakan adalah pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan sikap nasionalisme sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi dilakukan melalui pemutaran film cerita rakyat, seperti Lutung Kasarung dan Si Pitung, yang diikuti dengan mendongeng secara tradisional dan sesi psikoedukasi bertema "Belajar Nilai Pancasila dan Cinta Tanah Air Lewat Dongeng Cerita Rakyat." Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam sikap nasionalisme anak-anak setelah intervensi, dengan rata-rata skor pre-test 70.7 meningkat menjadi 105.0 pada post-test, dibuktikan melalui uji paired sample t-test. Hal ini membuktikan bahwa intervensi berbasis cerita rakyat efektif dalam meningkatkan semangat nasionalisme anak-anak. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan pendidikan karakter berbasis cerita rakyat, memberikan wawasan praktis bagi para pendidik dan pengasuh di panti asuhan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme sejak usia dini.