This research aims to find out how the grover model, taffler model and zmijewski model in predicting corporate bankruptcy, and to find out whether or not there is influence between grover model bankruptcy prediction, taffler model bankruptcy prediction and zmijewski model bankruptcy predictions on the company value in the non-primary consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange period 2017-2022. This research uses quantitative data with secondary data sources and using purposive sampling in the sampling process. The analysis method used is to perform calculations through the three bankruptcy prediction models followed by descriptive analysis and some tests using SmartPLS 4. From this research came the conclusion that the prediction of bankruptcy using the three predictive models gave different results. It was also found that the best prediction model with the highest accuracy rate among the three models used was the Taffler model with an accuracy rate of 82,89%. And then grover model, taffler model and zmijewski model bankruptcy prediction simultaneously affect the company value. But in partially, the grover model and zmijewski model bankruptcy prediction has a significant negative effect on the company value, while the taffler model bankruptcy prediction have an insignificant negative effect on the company value. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model grover, model taffler dan model zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan, serta untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara prediksi kebangkrutan model grover, prediksi kebangkrutan model taffler dan prediksi kebangkrutan model zmijewski terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor barang konsumen non primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dengan sumber data sekunder dan menggunakan purposive sampling dalam proses pengambilan sampel. Metode analisis yang digunakan adalah dengan melakukan perhitungan melalui ketiga model prediksi kebangkrutan yang kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif dan beberapa pengujian dengan menggunakan bantuan aplikasi SmartPLS 4. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa prediksi kebangkrutan yang menggunakan ketiga model prediksi memberikan hasil yang berbeda-beda. Ditemukan pula model prediksi terbaik dengan tingkat akurasi tertinggi diantara ketiga model yang digunakan adalah Model Taffler dengan tingkat akurasi sebesar 82,89%. Kemudian prediksi kebangkrutan model grover, model taffler dan model zmijewski secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun secara parsial, prediksi kebangkrutan model grover dan model zmijewski berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan prediksi kebangkrutan model taffler berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.