Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penyesuaian diri anak tunanetra yang mengalami gangguan kesehatan. Nakata mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan tunanetra ialah mereka yang mempunyai kombinasi ketajaman penglihatan hampir kurang dari0.3 (60/200) atau mereka yang mempunyai tingkat kelainan fungsi penglihatan yang lainnya lebih tinggi, yaitu mereka yang tidak mungkin atau berkesulitan secara signifikan untuk membaca tulisan atau ilustrasi awas meskipun dengan mempergunakan alat bantu kaca pembesar. Pengukuran ketajaman penglihatan dilakukan dengan mempergunakan international chart yang disebut Eyesight-Test.Penelitian ini dilaksanakan pada 7 April 2020 kemudian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu tiga orang tunanetra yang mengalami gangguan kesehatan.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan DCM.Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik dengan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang berupa kata-kata atau kalimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penyesuaian diri anak tunanetra di sekolah dapat berbeda satu anak dengan anak yang lain. Subjek kedua dan ketiga di sekolah menunjukkan penyesuaian diri yang cukup baik sedangkan subjek pertama juga menunjukkan penyesuaian dirinya di lingkungan sosialnya juga cukup baik. Permasalahan yang paling menonjol yaitu kesehatan seperti kepala pusing dan lainnya, juga memiliki permasalahan pada ekonomi seperti kita lihat pada subjek pertama yang tidak bisa menempuh pendidikan dikarenakan oleh kondisi orang tua yang kurang mampu, dan juga pribadi seperti pesimis artinya anak dengan tunanetra ini sangat membutuhkan pendampingan yang cukup oleh orang tuanya atau orang-orang disekitarnya.