Sinambela, Efi Srivita
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOSTEOPOROSIS FRAKSI N-HEKSANA DAUN MARSILEA CRENATA PRESL. DALAM MENINGKATKAN KEPADATAN TULANG TRABEKULAR VERTEBRA MENCIT BETINA Sinambela, Efi Srivita
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 1 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v1i1.100

Abstract

Marsilea crenata Presl. Atau dikenal dengan semanggi merupakan salah satu tanaman yang terkenal sekelompok paku air ( Salviniales) dari genus Marsilea yang di Indonesia mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigas. Indonesia yang diduga mengandung estrogen-like substance. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aktivitas fitoestrogen daun semanggi dalam meningkatkan kepadatan tulang trabekular vertebra mencit betina. Perlakuan deksametason 0,0029 mg/20gBB/hari diberikan untuk menginduksi terjadinya osteoporosis pada mencit. Mencit dibagi menjadi lima kelompok perlakuan masing-masing 6 ekor mencit yaitu: kontrol negatif, diberikan CMC Na 0,5% 0,4ml/20gBB/hari; kontrol positif, diberikan alendronate 0,026 mg/20gBB/hari); perlakuan, diberikan fraksi n-heksana M. crenata pada tiga konsentrasi yang berbeda, yaitu 1,54 mg/20gBB/hari, 1,54 mg/20gBB/hari dikombinasikan dengan latihan fisik, dan 3,08 mg/20gBB/hari. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan trabekular vertebra masing-masing kelompok, yaitu: 5,5 ± 0,7 µm (kelompok kontrol negatif), 8,2 ± 0,4 µm (kelompok kontrol positif), 6,5 ± 0,4 µm (fraksi n-heksana pada dosis 1,54 mg/20gBB), 8,1 ± 0,6 µm (fraksi n-heksana pada dosis 1,54 mg/20gBB dikombinasikan dengan latihan fisik), dan 8,0 ± 0,3 µm (fraksi n-heksana pada dosis 3,08 mg/20gBB). Berdasarkan hasil penelitian semua dosis fraksi n-heksana semanggi mempunyai aktivitas dalam meningkatkan kepadatan tulang trabekular vertebra mencit betina, dengan dosis optimum 1,54 mg/20gBB dikombinasikan dengan latihan fisik dan dosis 3,08 mg/20gBB. Aktivitas ini terjadi kemungkinan karena kandungan fitoestrogen pada fraksi n-heksana daun semanggi, yang menggantikan fungsi estrogen dalam ikatannya dengan ER di dalam tulang.
EVALUASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA POTENSIAL ANTIBAKTERI PADA DAUN DAN KULIT BATANG MIMBA (Azadirachta indica A. Juss)  TERHADAP Escherichia coli Sinambela, Efi Srivita
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 1 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v1i2.102

Abstract

Mimba (Azadirachta indica A.Juss) merupakan tanaman yang berpotensi dikembangkan sebagai antibakteri baik bagian daun maupun kulit batang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas antibakteri ekstrak daun dan kulit batang mimba terhadap Escherichia coli dan mengidentifikasi golongan senyawa potensial antibakteri pada fraksi teraktif. Ekstraksi dilakukan dengan metode sonikasi. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi padat menggunakan sumuran dan KLT-Bioautografi. Fraksinasi ekstrak dilakukan dengan metode partisi. Komponen kimia ekstrak dan fraksi dianalisis menggunakan KLT dan GCMS. Hasil ekstraksi sonikasi diperoleh minyak daun (12,02%), ekstrakdaun (4,3%) dan kulit batang (16,85%). Skrining fitokimia menunjukkan minyak daun, ekstrak daun dan kulit batang mimba mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid, steroid dan sterol. Komponen kimia mayor hasil analisis GCMS minyak daun mimba adalah 2,3-Dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl-4H-pyran-4-one (6,06%), L- Proline,1-acetyl-(CAS) acetylproline (5,85%), 4-Hydroxy-2-methyl-pyrrolidine-2-carboxylic acid (21,42%), 2,3-Dyhidrobenzofuran (2,69%), alpha-d-methylglucopyranoside (4,54%), asam palmitat (2,92%), arabino-hex-1-enitol, 1,5-anhydro-2-deoxy-(CAS)glucal (31,69%). Hasil uji antibakteri menunjukkan minyak daun lebih efektif menghambat pertumbuhan Escherichia coli dibandingkan dengan ekstrak daun dan kulit batang. Fraksi n-heksan menunjukkan aktivitas antibakteri paling besar dibandingkan fraksi etil asetat dan etanol. Hasil skrining fitokimia fraksi n-heksan menunjukkan adanya senyawa triterpenoid, steroid, sterol dan fenolik.
EFEKTIVITAS TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH PADA MASYARAKAT DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMO RAMBE Sinambela, Efi Srivita
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 2 No 1 (2022): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v2i1.116

Abstract

Tanaman herbal adalah tanaman yang telah diindentifikasi dan diketahui berdasarkan pengamatan manusia mempunyai senyawa yang bermanfaat untuk mencegah, menyambuhkan penyakit, menjalankan fungsi biologis tertentu. Pengertian tanaman obat tradisional sering juga disebut dengan apotek hidup, yaitu pemanfaatan sebagai lahan agar dapat ditanami tanaman obat yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Sepeti kita ketahui, obat sendiri digolongkan menjadi dua jenis yang pertama obat kimia, yang berikutnya obat herbal tradisional. Obat kimia adalah obat dari hasil bahan kimia, bahannya di peroleh dari bahan sintetik dalam skala besar dan dapat di gunakan oleh masyarakat setelah dilakukan penelitian dari para ahli terlebih dahulu. Sedangkan obat herbal adalah obat dari hasil ekstrak tumbuhan berdasarkan apa yang dirasakan masyarakat mengenai pemanfaatan tumbuhan tersebut telah berhasil dalam mengurangi atau menyembuhkan penyakit, saat ini telah dilakukan penelitian oleh para ahli mengenai zat apa saja yang terkandung di dalamnya dan khasiatnya dari zat-zat ini. Sejak dahulu para orang tua di desa kelurahan namo gajah sering menggunakan obat-obatan tradisional yang ramuannya sengaja ditanam di pekarangan dan sekitar rumah, salah satunya jahe (zingiber officinale) untuk menyembuhkan batuk, bahkan ada yang tumbuh liar yang biasa orang sebut dengan laka. Bunganya (Immpetiens balsamina L) untuk penyembuhan luka. Namun saat ini hanya masyarakat tertentu khususnya kalangan lanjut usia yang masih melestarikan tradisi tersebut, sehingga keberadaan obat tradisional dan pemanfaatannya dikhawatirkan lambat laun akan punah.
Pengaruh Variasi Konsentrasi PVA dan HPMC Terhadap Stabilitas Fisik Masker Gel Peel-Off Ekstrak Metanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) Sinambela, Efi Srivita
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 3 No 1 (2023): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v3i1.132

Abstract

Carica papaya merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan. Namun, biji C. papaya kurang dimanfaatkan, hanya digunakan sebagai bibit, dan sisanya dibuang. Sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah masker gel peel off ekstrak metanol bji C. papaya dengan variasi konsentrasi HPMC dan PVA. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh kombinasi HPMC dan PVA terhadap kestabilan formula gel selama perlakuan cycling test selama 6 siklus. Tiga formula sediaan masker gel peel off yaitu F1 (HPMC 2%: PVA 10%), F2 (HPMC 3%:PVA 9%), dan FIII (HPMC 4%: PVA 8%). Hasil evaluasi (daya lekat, daya sebar, pH, waktu kering, dan viskositas) penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS dan level kepercayaan 95%. Kombinasi HPMC dan PVA memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai daya lekat, daya sebar, pH, viskositas, dan waktu mengering (p<0,05). Hasil stabilitas penyimpanan 6 siklus pada daya sebar dan daya lekat hanya FIII yang stabil, stabiltas pH FI, FII, FIII menunjukan kestabilan, sedangkan stabilitas viskositas baik FI, FII, dan FIII tidak menunjukkan kestabilan.
EFEK FRAKSI AIR EKSTRAK UMBI BIDARA UPAS (MERREMIA MAMMOSA (LOUR.) HAILER F.) TERHADAP KEPADATAN KOLAGEN PADA LUKA TIKUS DIABETES Sinambela, Efi Srivita
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 3 No 2 (2023): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v3i2.133

Abstract

Luka diabetik merupakan komplikasi yang sering menyertai diabetes mellitus. Diperkirakan sejumlah 25% pasien diabetes mengalami luka diabetik dan 85% di antaranya mengalami amputasi. Manajemen perawatan luka diabetik cukup sulit dan mahal, maka dibutuhkan alternatif pengobatan dari bahan alam seperti umbi bidara upas (Merremia mammosa (Lour.) Hailler f.). Bidara upas mengandung senyawa resin glikosida, alkaloid, tanin, dan flavonoid sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antibakteri yang dapat membantu penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi air ekstrak umbi bidara upas dalam penyembuhan luka berdasarkan kepadatan kolagen kulit. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan post test only randomized control group design menggunakan 24 ekor tikus wistar jantan yang telah diinduksi diabetes dengan streptozotocin. Luka insisi dibuat di punggung menggunakan metode Morton. Tikus dibagi 6 kelompok: kontrol negatif (akuades), kontrol positif (gentamicin), dan kelompok perlakuan fraksi umbi bidara upas T1 (12,5 mg), T2 (25 mg), T3 (50 mg) dan T4 (100 mg). Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan fraksi bidara upas menunjukkan perbedaan kepadatan kolagen yang signifikan terhadap kontrol negatif (p<0,001). Kelompok T3 dan T4 menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,01) terhadap kontrol positif, sedangkan kelompok T1 dan T2 tidak berbeda signifikan. Pemberian fraksi air ekstrak umbi bidara upas secara topikal efektif dalam mempercepat penyembuhan luka diabetik berdasarkan gambaran histopatologi kepadatan kolagen kulit pada tikus.