Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Persepsi Calon Guru Kimia Terhadap Implementasi Pembelajaran Kontekstual Berbasis Budaya (Etnosains) NTT dalam Pembelajaran Kimia H. B. Hayon, Vinsensia; Wariani, Theresia; Tinenti, Yanti Rosinda; Jawa Mukin, Maria Ursula; Naen , Alfons Bunga
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 11 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i11.4888

Abstract

Etnosains adalah bidang yang menjembatani sains dan budaya, mengkaji bagaimana pengetahuan ilmiah terintegrasi dalam praktik dan kepercayaan budaya masyarakat. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), etnosains memiliki peran penting dalam memahami kearifan lokal yang relevan dengan konsep-konsep ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi calon guru kimia terhadap implementasi pembelajaran kontekstual berbasis budaya (etnosains) NTT dalam pembelajaran kimia. Menggunakan metode survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, penelitian ini melibatkan calon guru kimia sebagai responden. Data dikumpulkan melalui Lembar Kuesioner Persepsi Calon Guru Kimia terhadap Pembelajaran Kontekstual Berbasis Budaya (Etnosains) NTT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon guru kimia memiliki persepsi positif yang tinggi terhadap kebermanfaatan pembelajaran etnosains (rata-rata 4,78) dengan kategori "sangat tinggi". Mereka juga melihat kemudahan implementasi pembelajaran etnosains tergolong tinggi (rata-rata 4,3) dan relevansinya sangat tinggi (rata-rata 4,4). Meskipun demikian, tantangan dan kendala pembelajaran etnosains dipersepsikan tinggi (rata-rata 3,97), sementara dukungan dan sumber daya pembelajaran etnosains dipersepsikan sangat tinggi (rata-rata 4,48). Secara keseluruhan, calon guru kimia menunjukkan pandangan yang sangat positif dan antusias terhadap potensi kebermanfaatan pembelajaran kontekstual berbasis budaya (etnosains) NTT dalam kimia. Mereka memahami relevansinya yang mendalam bagi siswa dan pelestarian budaya. Namun, antusiasme ini diimbangi dengan kekhawatiran praktis terkait kemudahan implementasi dan tantangan nyata, seperti ketersediaan sumber daya, kurangnya pelatihan, dan potensi resistensi. Oleh karena itu, untuk mewujudkan potensi besar ini, dukungan institusional yang kuat, pengembangan materi ajar yang relevan, serta kemitraan dengan ahli budaya menjadi sangat vital dalam menyiapkan calon guru kimia yang mampu membawa kekayaan budaya NTT ke dalam kelas sains.